KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT United Tractors Tbk masih fokus dalam melanjutkan agenda diversifikasi di segmen non batubara. Emiten berkode saham
UNTR itu tetap membuka opsi untuk mengakuisisi tambang mineral. Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K Loebis, mengungkapkan bahwa UNTR ingin meningkatkan porsi pendapatan di segmen non batubara. Itulah sebabnya, UNTR siap merogoh kocek untuk mengakuisisi tambang mineral jika ada yang dinilai cocok dengan kriteria yang dicari oleh manajemen. “United Tractors terbuka pada opsi nikel, emas, iron ore, dan lain-lain,” ujar Sara kepada Kontan.co.id, Selasa (21/11).
Sara tidak merinci, berapa anggaran yang UNTR siapkan untuk membiayai agenda diversifikasi ini. “(Anggaran) Tergantung penawaran,” tutur Sara. Seperti diketahui, UNTR memang tengah getol menambah portofolio bisnis non batubara. Sebagian di antaranya dilakukan lewat anak usahanya, yakni PT Danusa Tambang Nusantara (DTN), di sektor komoditas mineral.
Baca Juga: Intip Target Operasional United Tractors (UNTR) pada 2024 Yang terbaru, DTN mengakuisisi perusahaan nikel, yakni PT Anugerah Surya Pacific Resources. Nilai keseluruhan atas transaksi tersebut sebesar US$ 104,91 juta atau setara dengan Rp 1,64 triliun. Pada 16 Oktober 2023, Danusa Tambang Nusantara telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat alias
conditional shares sale and purchase agreement (CSPA) dengan tiga Perusahaan, meliputi PT Kalira Pascama (KP), PT Bintang Prima Investama (BPI) dan PT Anugerah Dayakaya Angkasa (ADA). Setelah penandatanganan seluruh CSPA ini, baik Danusa Tambang Nusantara maupun Anugerah Surya Pacific Resources, PT Kalira Pascama, PT Bintang Prima Investama, dan PT Anugerah Dayakaya Angkasa akan melakukan pemenuhan persyaratan pendahuluan (
condition precedents) dengan tanggal akhir penyelesaian akan jatuh paling lambat pada tanggal 31 Desember 2023 atau pada waktu lain yang disepakati oleh semua pihak. Beberapa langkah diversifikasi di sektor mineral yang dilakukan lewat DTN di antaranya dua perusahaan di sektor nikel, yakni PT Stargate Pacific Resources yang bergerak di bidang tambang mineral nikel dan PT Stargate Mineral Asia yang bergerak di bidang smelter nikel. Nilai transaksinya mencapai US$ 271,82 juta atau setara dengan Rp 4,27 triliun. Lalu, pada 9 Juni 2023, UNTR lewat DTN juga mengumumkan telah penandatanganan
Share Subscription Agreement (SSA) untuk melakukan pengambilan 19,99% kepemilikan saham di Nickel Industries Limited (NIC), sebuah perusahaan yang tercatat di Australian Securities Exchange Ltd (ASX). Berdasarkan SSA, NIC menerbitkan sejumlah 857 juta saham biasa baru kepada DTN dengan harga A$1,10 per saham dengan total investasi Perseroan sebesar A$943 juta.
Ikhtiar diversifikasi juga UNTR lakukan di sektor energi terbarukan. UNTR lewat anak usahanya, PT Energia Prima Nusantara (EPN), juga telah melakukan penandatanganan Perjanjian Pengambilan Bagian (
Subscription Agreement) pada Agustus 2023 lalu untuk mengambil 40,476% saham baru yang diterbitkan oleh PT Supreme Energy Sriwijaya (SES). SES merupakan salah satu pemegang saham pada PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), perusahaan pemegang Izin Panas Bumi dengan kapasitas 2 x 49 MW yang telah beroperasi berlokasi di Kabupaten Lahat, Kota Pagar Alam dan Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
Lalu, ada pula aksi korporasi mengakumulasi kepemilikan atas saham PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), perusahaan pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM). Terakhir, langkah tersebut diwujudkan dengan membeli 632.801.893 lembar saham senilai Rp 176.551.728.147,- atau setara dengan 21,61% saham milik ACEI Singapore Holding Private Ltd (ACEI) pada PT Arkora Hydro Tbk lewat EPN Agustus 2022. Setelah selesai dilakukannya pembelian saham milik ACEI, 21,61% saham Arkora beralih kepada EPN. Dus, ditambah saham yang telah dimiliki sebelumnya melalui pengambil bagian saat proses penawaran umum perdana Arkora, EPN memiiki saham di Arkora secara langsung dan tidak langsung sebesar 922.173.893 lembar saham atau setara dengan 31,49%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari