United Tractors (UNTR) kerek target penjualan alat berat tahun ini jadi 2.500 unit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) semakin ekspansif tahun ini. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini menaikkan target penjualan alat berat Komatsu untuk tahun ini.

Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan, UNTR merevisi naik target penjualan Komatsu, dari sebelumnya hanya 1.700 unit menjadi 2.500 unit. “Melihat prospek di kegiatan tambang dan konstruksi, kami menyesuaikan target penjualan tahun ini menjadi sekitar 2.500 unit,” terang Sara kepada Kontan.co.id, Senin (17/5).

Sebagai perbandingan, target ini lebih tinggi 59,8% dari realisasi penjualan alat berat pada 2020 sebesar 1.564 unit. Namun, bila dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun 2019 (pre pandemic) yang mencapai 2.926 unit, target ini masih lebih rendah 14,55%.


Baca Juga: Itama Ranoraya (IRRA) siapkan belanja modal hingga Rp 300 miliar tahun ini

Pun sebenarnya penjualan alat berat UNTR sudah memberi sinyal positif pada kuartal pertama ini. Konstituen Indeks Kompas100  tersebut membukukan penjualan 688 unit alat berat komatsu sepanjang tiga bulan pertama 2021.

Realisasi ini meningkat 11,5% dari penjualan alat berat Komatsu di periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya 617 unit.

Di bulan Maret sendiri, UNTR berhasil menjual 272 unit alat berat. Capaian ini melesat 26% secara bulanan (month-on-month) dari penjualan di bulan Februari 2021 yang hanya 201 unit. Secara tahunan, penjualan di Maret 2021 pun membukukan pertumbuhan 81,3%, dimana penjualan pada Maret 2020 hanya 150 unit.

Penjualan pada Maret 2021 juga memecahkan rekor sebagai penjualan  tertinggi sejak Januari 2020.

Baca Juga: Solusi Tunas Pratama (SUPR) bakal selenggarakan RUPSLB untuk pencarian dana jumbo

Meski menaikkan target penjualan alat berat, Sara menegaskan pihaknya belum merevisi naik target kinerja segmen lainnya, seperti tambang emas, penjualan batubara, maupun kontraktor pertambangan.

Di sisi lain, UNTR merevisi naik alokasi anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini, dari semula sekitar Rp 4,5 triliun menjadi Rp 5,5 triliun. Sara mengatakan, peningkatan capex ini utamanya untuk pergantian alat berat di segmen mining contracting. “Karena tahun lalu, capex untuk ini ditunda,” pungkas dia.  

Selanjutnya: Pendapatan Citra Putra Realty (CLAY) turun 81,89% sepanjang tahun 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi