KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Universal Robots (UR), pemimpin pasar teknologi robot kolaboratif (cobot) yang berbasis di Denmark, mendorong perusahaan manufaktur Indonesia untuk segera mengadopsi penggunaan cobot sebagai solusi untuk mengatasi kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang terampil serta mencapai produktivitas yang lebih tinggi. Cobot dapat bekerja sepanjang waktu untuk menghasilkan pekerjaan yang konsisten dengan kondisi kerja yang membutuhkan intensitas tinggi tanpa istirahat. Indonesia dianggap memiliki potensi besar dalam mengimplementasikan otomatisasi pada industri dalam negeri, namun saat ini tingkat otomatisasi tersebut masih sangat rendah.
Untuk per 10.000 karyawan, industri manufaktur Indonesia hanya memiliki 440 robot, lebih rendah dari China dan Korea Selatan yang masing-masing memiliki 732 dan 2.589 robot per 10.000 karyawan pada tahun 2019 . Saat ini, cobot yang diproduksi oleh UR memungkinkan SDM perusahaan dialihkan ke aktivitas yang memiliki nilai lebih tinggi, yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja dari SDM tersebut. “Sejak istilah 'Robot Kolaboratif' diciptakan, kami telah menjadi yang terdepan dalam industri robotika. Kami juga telah menandai satu dekade penuh sejak cobot pertama dari Universal Robots digunakan di Asia Selatan," James McKew, Regional Director of Asia-Pacific Universal Robots dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (17/5). Baca Juga: Universal Robots dorong industri manufaktur Indonesia percepat adopsi otomatisasi McKew menambahkan, segi keamanan adalah prioritas utama yang sangat penting dan telah menjadi pintu masuk ke pasar cobot saat ini. UR percaya, dalam mengembangkan suatu cobot harus mempunyai elemen yang terjangkau, ringan dan fleksibel yang dapat memberikan ROI cepat bagi industri manufaktur. Dengan waktu pengembalian modal rata-rata paling singkat 12 bulan karena peningkatan produktivitas, kualitas dan konsistensi, perusahaan manufaktur Indonesia akan dapat memperkirakan pengembalian investasi mereka (ROI) sebelum akhir tahun ini atau awal tahun 2022. Yokota Corporation, sebuah perusahaan berbasis di Jepang yang mendesain dan memproduksi bearing untuk balapan, peralatan Factory Automation (FA), mesin untuk perakitan, pengepakan dan inspeksi, telah memilih cobot UR5 untuk mengatasi kekurangan SDM-nya. Awalnya, perusahaan mencoba melibatkan karyawan paruh waktu dan mempekerjakan kembali pekerja dari departemen lain. Namun, tindakan tersebut terbukti tidak produktif. Robot industri tradisional juga dianggap sebagai solusi tetapi kemudian ditemukan tidak layak karena kebutuhan ruang tambahan dan kebutuhan untuk penjagaan keselamatan.