UNPAD gelar dialog kebangkitan ekonomi & demokrasi, Menko Airlangga: Ekonomi membaik



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA UNPAD) menghadirkan Silaturahmi dan Diskusi Kebangsaan Alumni Universitas Padjadjaran.

Adapun tema yang diangkat adalah "Sinergisitas Kolaborasi Alumni Melalui Inovasi Menyongsong Kebangkitan Ekonomi dan Demokrasi Pasca Covid-19"

Baca Juga: Alumni UNPAD, kuda hitam pemegang jabatan Direksi dan Komisaris Grup Emiten BUMN


Dalam diskusi tersebut hadir pembicara kunci Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Ketua Komisi II Ahmad Doli Kurnia Tanjung.

Adapun pembicara dalam bidang ekonomi hadir juga Alumni Unpad yang juga Direksi Bio Farma Rahman Roestan dan Alumni Unpad juga Herdi Rosadi Direktur Human Capital Bank BRI.

Sedangkan pembicara di bidang politik yang juga Alumni Unpad dan Guru Besar Unpad sekaligus Pengamat Politik Unpad Muradi, Dekan FISIP Unpad Widya Setiabudi, Direktur Eksekutif Netgrid Ferry Kurnia, dan Hari Nugraha Kepala Puslitbang PKASN LAN.

Hadir pula tuan rumah Rektor Unpad Rina Indiastuti dan Juru Bicara BKPM Tina Talisa yang merupakan Alumni Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unpad sebagai moderator Webinar Dialog Kebangsaan yang diselenggarakan IKA UNPAD.

Baca Juga: Dialog UNPAD, Menko Airlangga: Kekompakan ASEAN jadi kunci keluar dari krisis

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa adanya pandemi Covid-19 negara-negara di Asean menawarkan diri untuk memproduksi vaksin. Dengan demikian, Indonesia termasuk didalamnya dimana sudah ada beberapa skenario yang dibuat agar Indonesia bisa memproduksi vaksin.

"Kita memerlukan 340 juta vaksin dan dengan berbagai negara ASEAN itu 600 juta vaksin, Singapura juga sedang mempersiapkan R&D dan manufakturnya, Indonesia juga sudah menyiapkan memberikan insentif dalam bentuk tax 300%," kata dia, dalam Diskusi via Zoom dengan 600 Alumni Unpad yang hadir dalam Webinar, Sabtu (28/6) malam.

Terkait dengan sosial kemasyarakatan, Airlangga menjelaskan, pemerintah terus mendorong daya beli masyarakat agar bisa dipertahankan karena domestik market menjadi kunci. Di samping itu kekuatan perekonomian dan keuangan juga akan terus dijaga dalam masa pandemi ini.

Kata dia, keadaan ekonomi dunia dibandingkan Juni dengan akhir Maret dan April lalu, sudah ada kenaikan karena kurva aktivitas ekonomi khususnya di Indonesia mulai naik tumbuh. Meskipun memang IMF dan World Bank memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global akan pada Juni ini sekitar 4,9%-5,2%.

"Sudah ada tanda-tanda positif, kurva itu sudah naik ke atas untuk bulan Juni dengan situasi di New Normal, jadi yang biasa perekonokian cukup dalam, sekarang sudah ada yang naik. Ada sektor yang tak terpengaruh Covid-19, sektor rokok dan tembako, makanan pokok, batubara, CPO, farmasi, dan year on year masih tumbuh," kata Airlangga.

Dia juga mengatakan, beberapa sektor itulah yang membuat Indonesia masih memiliki daya tahan ekonomi agar penurunanya tidak terlalu dalam dan berharap di kuartal II dan III membaik. "Kalau dilihat per provinsi sudah mulai lebih baik secara keseluruhan, Banten dibandingkan bulan lalu sudah 17% naik, seiiring Ne Normal, Kepri itu 28%," imbuh dia.

Kata Airlangga juga mengatakan bahwa secara indeks lampu dari NASA aktivitas ekonomi di Indonesia sudah mulai membaik, warna biru muda aktivitas ekonomi sudah terlihat, lalu untuk biru dongker aktivitas ekonomi sudah mulai naik, dan merah masih berhenti.

Baca Juga: Bikin bangga! UNPAD produksi alat rapid test dengan akurasi 80% dan murah

Saat ini warna biru dan biru dongker sudah mulai menutupi seluruh wilayah Indonesia sehingga dengan kata lain ekonomi mulai berjalan.

Selain itu, kata Airlangga bahwa capital flow kembali masuk ke bursa. "Kami juga membuat program ekonomi nasional, pemulihan ekonomi, kami ada beberapa paket semoga bisa membantu masyarakat dengan total Rp 695 triliun dimana sektor kesehatan terbesar. UMKM jadi prioritas tahun ini dapat Rp 123 triliun," kata dia.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini