UNSP Dapat Izin Restrukturisasi Utang Domas US$ 269 Juta



JAKARTA. Keinginan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) mengakusisi aset Grup Domba Mas (Domas) semakin mendekati kenyataan. Akhir bulan ini, anak usaha Grup Bakrie ini akan merampungkan akuisisi senilai Rp 2,2 triliun tersebut. Sebagai konsekuensinya, UNSP akan merestrukturisasi utang beberapa perusahaan oleokimia di bawah Grup Domas.

Nilai utang yang direstrukturisasi mencapai US$ 269 juta. Rinciannya, utang US$ 191 juta kepada Credit Suisse, termasuk dari P&G senilai US$ 40 juta, dan utang sebesar US$ 78 juta kepada Bank Mandiri.

Menurut Direktur Utama Bakrie Sumatera Ambono Janurianto, restrukturisasi utang itu sudah mendapat persetujuan prinsip dari para kreditur. Persetujuan itu sudah mencakup klausul persyaratan seperti bunga, jaminan, dan perpanjangan jatuh tempo selama tujuh tahun ke depan.


Selain itu, UNSP telah mengantongi restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), kemarin, untuk mengakuisisi aset Grup Domas. Selain itu, UNSP akan menerbitkan saham baru atau rights issue sebanyak 9,45 miliar saham dengan harga penawaran Rp 525 per saham. Sehingga, duit yang diperoleh sebesar Rp 4,96 triliun.

Nah, duit inilah yang digunakan UNSP untuk mengakusisi Domas Agrointi Prima, Domas Agrointi Perkasa, dan Domas Sawitinti Perdana. UNSP juga akan mengakusisi 100% saham dua perusahaan sawit, yakni PT Monrad Intan Barakat dan PT Citralaras Cipta Indonesia, serta satu perusahaan perkebunan karet, yaitu PT Julang Oca Permana.

Ambono menjelaskan, lahan perkebunan itu belum semuanya tertanami dan siap panen. Kemungkinan, perkebunan sawit dan karet itu baru memberikan sumbangan pendapatan bagi UNSP mulai tahun depan. "Kalau full impact terjadi di 2012," imbuhnya.

Dia menambahkan, hingga kini, UNSP belum berniat melakukan ekspansi ke luar negeri dan masih fokus pada pengembangan lahan yang sudah ada. "Bisa saja tahun depan baru ekspansi ke luar negeri," ujara Ambono.

Catatan saja, UNSP memperkirakan, laba bersih UNSP tahun lalu naik paling tidak 10% dibandingkan pencapaian 2008. Namun, pendapatannya mungkin turun karena harga jual lebih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan