UNSP optimistis pendapatan tahun depan bisa tumbuh 30%



JAKARTA. Setelah menguasai aset oleokimia milik Domba Mas, PT Bakrie Sumatra Plantation Tbk (UNSP) optimis di tahun 2011 koceknya bakal semakin menebal.

Presiden Direktur UNSP, Ambono Janurianto memperkirakan, dengan masuknya bisnis Oleokimia di tahun 2011 pendapatan perusahaan bisa tumbuh minimal 30% daripada tahun ini. "Di tahun 2010 pendapatan kami sekitar Rp 3,3 triliun," jelasnya, kemarin (13/11).

M.Iqbal Zainuddin, Direktur UNSP menambahkan, di tahun 2011 pabrik yang sudah beroperasi secara penuh adalah pabrik fatty acid di Tanjung Morawa. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 165 ton per hari atau sekitar 54.000 ton setahun.


Dengan produksi sebanyak itu, plus harga crude palm oil (CPO) tetap berada dikisaran US$ 800 per ton, maka bisnis fatty Acid bisa menyumbang pendapatan sekitar US$ 60 juta. Sementara pabrik di Kuala Tanjung, di perkirakan baru berkontribusi sebesar US$ 35 juta. "Secara moderat, bisnis oleokimia bisa memberi revenue sekitar US$ 100 juta di tahun 2011," kata Iqbal.

Suntik US$ 50 juta

Di Kuala Tanjung ini,UNSP akan mengoperasikan 2 unit pabrik fatty acid, dua unit fatty alcohol, satu unit kernel crushing plant dan pabrik jetty. Namun, tahun depan semua pabrik tersebut belum bisa berproduksi maksimal. Misalnya, satu pabrik fatty alcohol masih membutuhkan suntikan modal agar bisa mulai berproduksi di tahun 2012 mendatang.

Harry Nadir, Direktur Keuangan UNSP mengatakan, pada tahun 2011, pihaknya telah menyediakan belanja modal senilai US$ 50 juta untuk mendorong agar produksi oleokimia bisa maksimal. "Target kami di tahun 2012, seluruh pabrik sudah bisa beroperasi secara penuh," ujarnya usai publik ekspose UNSP kemarin.

Harry memperkirakan laba bersih di 2010 bisa tumbuh 20% daripada tahun lalu sebesar Rp 252,78 miliar. Sementara per September 2010, laba bersih UNSP Rp 245,30 miliar. Kenaikan harga karet dan CPO memberikan kontribusi besar terhadap revenue UNSP di 2010 ini.

Analis AM Capital Janson Nasrial menaksir, tahun depan pendapatan UNSP masih akan didominasi sawit (40%) karet (405) dan oleokimia (20%). Meski pendapatannya melaju, namun laba bersih UNSP masih akan tertekan beban bunga.

Makanya, ia menaksir harga saham UNSP tidak akan bergerak jauh dari Rp 450 per saham. Kemarin UNSP ditraksasikan di Rp 385 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie