JAKARTA. Setelah harga batubara mulai membaik, PT United Tractors Tbk (
UNTR) kembali melihat peluang untuk meningkatkan ekspansi bisnis tambang batubara.Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR, mengatakan, ekspansi pertambangan berada di bawah koordinasi anak usahanya, PT Tuah Turangga Agung. Untuk mendorong ekspansi pertambangan, UNTR melalui PT Pamapersada Nusantara (PAMA) menyuntik pinjaman US$ 110 juta untuk Turangga Agung.Melalui pinjaman dari induknya itu, Turangga Agung akan mengaktifkan kembali beberapa tambang batubara yang sempat dihentikan karena harga batubara rendah. Tahun ini, UNTR menargetkan produksi batubara dari Turangga Agung mencapai 7 juta ton hingga 7,5 juta ton.
Jumlah itu naik sekitar 10% dari tahun lalu yang sebesar 6,8 juta ton. "Tahun ini kami melihat industri batubara sudah mulai pulih, sehingga ekspansi di sektor ini akan kembali didorong," ujar Sara kepada KONTAN, akhir pekan lalu. UNTR memiliki hak konsesi atas sembilan lahan tambang batubara di Kalimantan dan Sumatra. Total cadangan batubara dari seluruh tambang diperkirakan mencapai 392 juta ton, dengan kualitas batubara menengah hingga tinggi. Pada 2016, Turangga Agung mengoptimalkan produksi batubara dari tambang Asmin Bara Bronang. Tambang lainnya, seperti Telen Orbit Prima dan Duta Nurcahya, tidak dioperasikan. "Tambang Telen Orbit Prima akan disiapkan untuk kembali beroperasi tahun ini," imbuh Sara. UNTR memperkirakan bakal ada tambahan kegiatan produksi seiring kenaikan permintaan batubara dari pasar domestik dan luar negeri. Pendapatan UNTR di sektor pertambangan naik 34% menjadi Rp 5,1 triliun tahun lalu karena ada peningkatan kapasitas produksi. Emiten Grup Astra ini juga menuntaskan akuisisi 80,1% saham di PT Suprabari Mapanindo Mineral (SMM), sebuah konsesi pertambangan
coking coal di Kalimantan Tengah. Ekspansi ke bisnis
coking coal menjadi salah satu diversifikasi bisnis UNTR. Akuisisi dengan nilai transaksi US$ 51,73 juta ini efektif sejak 23 Maret 2017. Nilai transaksi ini meningkat dari sebelumnya yang diperkirakan US$ 45,73 juta.
Sara menambahkan, selain mengaktifkan tambang batubara yang sempat terhenti, pihaknya mulai mempersiapkan ekspansi pertambangan emas melalui PT Sumbawa Jutaraya yang diakuisisi tahun 2015 lalu. Kini, Sumbawa Jutaraya masih dalam tahap eksplorasi. "Sedang disiapkan agar tambang ini bisa beroperasi di awal tahun depan," ujar dia. Raphon Prima, Analis NH Korindo Securities, memperkirakan, pendapatan UNTR tahun ini bisa mencapai Rp 53,23 triliun, tumbuh 16,9% dari tahun lalu yang sebesar Rp 45,5 triliun. Lalu, laba bersihnya diproyeksi naik menjadi Rp 12,4 triliun dari Rp 10,1 triliun pada 2016. Raphon merekomendasikan
buy dengan target harga Rp 29.900 per saham. Harga saham UNTR turun 2,25% ke level Rp 27.150, Senin (27/3). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia