UNTR beli ACST senilai Rp 814,12 Miliar



JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) akan segera menuntaskan pembelian saham PT Acset Indonusa Tbk (ACST), melalui anak usaha yang dimilikinya, PT Karya Supra Perkasa (KSP). Total nilai transaksi itu ditaksir mencapai Rp 814,12 miliar.

Saat ini, KSP sudah memiliki 200 juta saham atau 40% saham ACST melalui pembelian langsung di pasar negosiasi. KSP membeli saham tersebut dari kedua pemegang saham ACST, PT Loka Cipta Kreasi dan PT Cross Plus Indonesia senilai Rp 650 miliar.

Setelah ini UNTR masih akan mengambil 50,5 juta saham atau 10,1% saham ACST untuk menguasai mayoritas saham. Caranya, KSP akan membeli saham ACST dari pemegang saham publik melalui mandatory tender offer.


Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR mengatakan, nilai mandatory tender offer itu diambil berdasarkan harga rata-rata tertinggi perdagangan harian di Bursa Efek Indonesia selama 90 hari sebelum pengumuman negosiasi pada 15 Oktober 2014 lalu, yakni Rp 3.177 per saham. Nilai itu juga bisa berdasarkan nilai pengambilalihan sebesar Rp 3.250 per saham, diambil harga yang tertinggi.

Jika ditotal, nilai pembelian 250,5 juta saham ACST mencapai Rp 814,12 miliar. "Karena nilai itu hanya 0,02% dari nilai total ekuitas UNTR, maka transaksi ini tidak bersifat material," ujarnya di Jakarta, Senin (12/1).

UNTR akan menggunakan kas internal untuk menyelesaikan seluruh transaksi itu.  Jika nantinya dalam mandatory tender offer KSP tidak mendapatkan 10,1% saham, maka Loka Cipta dan Cross Plus akan melepas saham lagi setara dengan 10,1%. "Karena kami tidak bisa mengendalikan jumlah saham yang akan dijual pemegang saham publik, kami tetap mengalokasikan dana untuk total pembelian saham publik sebesar 31,8% atau 159 juta saham," ujarnya.

Jika tak ada aral melintang, pengalihan saham tambahan ini rencananya akan efektif pada 15 April mendatang. Sara bilang, bisnis ini cukup prospektif untuk UNTR. Saat ini, pendapatan ACST mencapai 2,1% dari total pendapatan bersih UNTR. "Diperkirakan kontribusi ACST akan terus tumbuh secara bertahap," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Harris Hadinata