JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) harus menelan pil pahit akibat penghentian sementara proses penambangan batubara milik PT Kaltim Prima Coal (KPC). Pasalnya, anak usaha United Tractors yang bergerak di bidang jasa kontraktor pertambangan yaitu PT Pama Persada Nusantara kehilangan pendapatan dari jasa pengerukan dan pengangkutan tambang KPC di Pit Pelikan, Provinsi Kalimantan Timur.Menurut Investor Relations United Tractors Ari Setiyawan, Pama Persada memiliki kontrak jasa penambangan batubara di lahan KPC sebesar 6,5 juta ton per tahun. Jadi setiap bulan Pama melakukan penambangan sebanyak 500.000 ton batubara. Nah, dengan adanya penghentian operasi penambangan di kawasan Pelikan sejak bulan Juli lalu hingga akhir tahun ini, Pama bakal kehilangan pendapatan dari jasa penambangan batubara sebanyak 540.000 ton."Batubara yang diangkut oleh Pama di lahan KPC ini terhenti 90.000 ton per bulan" ujar Ari di Jakarta, hari ini (19/8). Berarti, setiap bulan Pama berpotensi kehilangan pendapatan sebesar 18% dari total volume penambangan. Sayang, dia enggan mengungkapkan harga kontrak per ton dari penambangan itu serta nilai kerugian yang bakal diderita Pama. Sekadar informasi, Pelikan hanyalah satu dari tiga lokasi tambang milik KPC yang digarap oleh Pama. Dua lokasi lainnya, yaitu Bengalon dan Bendili, tidak mengalami hambatan penambangan.
UNTR Hilang Pendapatan Gara-Gara KPC
JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) harus menelan pil pahit akibat penghentian sementara proses penambangan batubara milik PT Kaltim Prima Coal (KPC). Pasalnya, anak usaha United Tractors yang bergerak di bidang jasa kontraktor pertambangan yaitu PT Pama Persada Nusantara kehilangan pendapatan dari jasa pengerukan dan pengangkutan tambang KPC di Pit Pelikan, Provinsi Kalimantan Timur.Menurut Investor Relations United Tractors Ari Setiyawan, Pama Persada memiliki kontrak jasa penambangan batubara di lahan KPC sebesar 6,5 juta ton per tahun. Jadi setiap bulan Pama melakukan penambangan sebanyak 500.000 ton batubara. Nah, dengan adanya penghentian operasi penambangan di kawasan Pelikan sejak bulan Juli lalu hingga akhir tahun ini, Pama bakal kehilangan pendapatan dari jasa penambangan batubara sebanyak 540.000 ton."Batubara yang diangkut oleh Pama di lahan KPC ini terhenti 90.000 ton per bulan" ujar Ari di Jakarta, hari ini (19/8). Berarti, setiap bulan Pama berpotensi kehilangan pendapatan sebesar 18% dari total volume penambangan. Sayang, dia enggan mengungkapkan harga kontrak per ton dari penambangan itu serta nilai kerugian yang bakal diderita Pama. Sekadar informasi, Pelikan hanyalah satu dari tiga lokasi tambang milik KPC yang digarap oleh Pama. Dua lokasi lainnya, yaitu Bengalon dan Bendili, tidak mengalami hambatan penambangan.