JAKARTA. Penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) cukup menggembirakan. Dalam lima bulan pertama tahun ini, penjualan alat berat merek Komatsu sudah mencapai 50% dari target tahunan UNTR. Anak usaha Astra ini menargetkan bisa menjual 3.000 unit alat berat di 2017. Jumlah ini naik dari target sebelumnya yang sebanyak 2.700 unit. Hingga Mei, UNTR telah menjual 1.488 unit alat berat, tumbuh 71% year on year (yoy). Khusus di bulan Mei, penjualan Komatsu mencapai 302 unit, naik 69% yoy. Tapi jika dibandingkan bulan sebelumnya, angka penjualan ini turun 11%. Kini, UNTR menggenggam pangsa pasar alat berat sebesar 35%.
Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, penjualan alat berat UNTR akan lebih ramai di semester II mendatang. "Ini dengan asumsi kondisi harga komoditas batubara masih membaik," ujar Reza kepada KONTAN, Senin (3/7). Maklum, sebagian besar alat berat UNTR dijual ke sektor pertambangan. Porsinya mencapai 50%. Membaiknya harga komoditas batubara, memang menjadi salah satu katalis yang bisa membuat penjualan alat berat UNTR makin positif. Tahun lalu, saat harga batubara masih rendah, penjualan alat berat UNTR ke sektor tambang hanya sekitar 20% dari total penjualan. Analis JP Morgan Aditya Srinath mencatat, selama tiga bulan berturut-turut, UNTR berhasil membukukan penjualan alat berat di atas 300 unit per bulan. Aditya memperkirakan, volume penjualan alat berat pada Juni akan turun menjadi 200 unit. "Pelemahan penjualan ini karena adanya libur lebaran," ujarnya dalam riset 21 Juni lalu. Di sisi lain, Aditya memprediksi penjualan alat berat UNTR tahun ini bisa mencapai 3.300 unit. Jumlah tersebut lebih tinggi 10% dibandingkan target manajemen UNTR. Kinerja anak usaha Kinerja anak usaha UNTR ini juga masih moncer. Dari lini konstruksi pertambangan, PT Pamapersada Nusantara, anak usaha UNTR, mencetak kinerja overburden removal sebanyak 297,6 juta bcm hingga Mei, naik dari 278,2 juta bcm di tahun lalu. Sementara itu, lini bisnis konstruksi yang dipayungi PT Acest Indonusa Tbk (ACST) juga memberi kontribusi positif. Hingga Mei, ACST memperoleh kontrak baru sebesar Rp 7,1 triliun, melonjak 195,4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. "Jumlah ini telah melebihi target awal Rp 4,5 triliun," ujar Analis Valbury Sekuritas Indonesia Budi Rustanto.
Menurut Budi sejak ACST mendapatkan proyek tol Jakarta-Cikampek II elevated senilai Rp 6,6 triliun, ACST langsung merevisi target kontrak baru menjadi Rp 7,5 triliun. Dengan pencapaian itu, ACST telah mencapai 94,6% target kontrak tahun ini. Budi memprediksi, UNTR dapat membukukan pendapatan Rp 54,78 triliun di tahun ini, naik 20,3% dari tahun lalu. Sedangkan laba bersih diproyeksi mencapai Rp 5,97 triliun, naik 19,4% yoy. Reza merekomendasikan netral saham UNTR dengan target harga Rp 28.825 per saham. Sementara Aditya memberi rekomendasi overweight dengan target harga Rp 31.500 per saham. Lalu, Budi merekomendasikan buy dengan target harga Rp 27.500. Harga saham UNTR naik 5,1% menjadi Rp 28.850 pada perdagangan kemarin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie