Untuk bahan bakar ke Mars, NASA kirim robot pencari es di kawasan Kutub Selatan Bulan



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) pada Senin (21/9) mengumumkan, akan mendaratkan penjelajah pencari es di wilayah Kutub Selatan Bulan yang disebut Kawah Nobile pada 2023.

NASA berharap, robot tersebut akan mengonfirmasi keberadaan es tepat di bawah permukaan Bulan, yang suatu hari nanti bisa diubah menjadi bahan bakar roket untuk misi ke Mars dan lebih jauh ke kosmos.

"Kawah Nobile adalah kawah tumbukan di dekat Kutub Selatan yang lahir melalui tabrakan dengan benda langit lain yang lebih kecil," kata Lori Glaze, Direktur Divisi Ilmu Planet NASA, seperti dikutip Channel News Asia.


Ini adalah salah satu daerah terdingin di tata surya, dan sejauh ini baru diselidiki dari jauh menggunakan sensor seperti yang ada di Lunar Reconnaissance Orbiter dan Lunar Crater Observation and Sensing Satellite NASA.

"Rover akan mendekat dan menyatu dengan tanah Bulan, bahkan mengebor beberapa kaki ke bawah," ungkap Glazer.

Baca Juga: Pesawat ruang angkasa DART menghancurkan asteroid dengan cara menabraknya

Robot penjelajah pencari es tersebut bernama Volatiles Investigating Polar Exploration Rover atau VIPER. Dimensinya mirip dengan mobil golf, 1,5x1,5x2,5 meter, dan terlihat agak mirip dengan droid yang terlihat di film Star Wars. Beratnya 430 kg.

Tidak seperti rover yang digunakan di Mars, VIPER bisa dikemudikan hampir secara real time, karena jarak dari Bumi jauh lebih pendek,  hanya sekitar 300.000 km atau 1,3 detik kecepatan cahaya. VIPER juga lebih cepat. Kecepatan 0,8 km/jam.

VIPER bertenaga surya dilengkapi dengan baterai dengan daya tahan 50 jam, dibuat untuk menahan suhu ekstrem, dan bisa "berjalan seperti kepiting" menyamping sehingga panelnya terus mengarah ke Matahari untuk mempertahankan pengisian daya.

Untuk tujuan ilmiah misi, tim VIPER ingin tahu bagaimana air beku mencapai Bulan di tempat pertama, bagaimana tetap terawetkan selama miliaran tahun, serta bagaimana bisa keluar dan ke mana air itu mengalir sekarang.

Misi tersebut merupakan bagian dari Artemis, rencana Amerika untuk mengembalikan manusia ke Bulan. Sementara misi berawak pertama secara teknis ditetapkan pada 2024. 

Selanjutnya: Baru terdeteksi setelah beberapa jam, asteroid kecil ini begitu dekat dengan Bumi

Editor: S.S. Kurniawan