Untuk danai holding, dividen emiten pertambangan digenjot?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan bagi-bagi dividen dari emiten menjadi momentum yang ditunggu-tunggu pasar. Kabarnya, emiten tambang di bawah holding pertambangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bakal menggenjot dividen payout ratio yang lebih besar. 

Tiga emiten pertambangan di bawah PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum), diantaranya yakni PT Timah Tbk (TINS) yang mencatatkan kenaikan laba bersih 99,55% menjadi Rp 502,43 miliar, pada 2017, ANTM dengan laba bersih naik 110,63% menjadi Rp 136,5 miliar, dan PTBA laba bersih naik 123,13% menjadi Rp 4,48 triliun.

Beredar kabar, emiten pertambangan akan banyak menebar dividen tahun ini. Langkah itu menjadi salah satu langkah pemerintah untuk mendapatkan pendanaan holding pertambangan. Yakni untuk membiayai rencana akuisisi. 


Kontan.co.id berusaha mengonfirmasi hal tersebut. “Kebijakan dividen akan dimaksimalkan. Saat ini lagi finalisasi,” kata Ricky Gunawan, Sekretaris Perusahaan Inalum kepada Kontan.co.id, Rabu (4/4).

Terkait dengan besaran dividen payout ratio emiten tambang, Ricky belum bisa memberikan banyak komentar. Termasuk diantaranya kemungkinan dana dividen untuk membiayai akuisisi Rio Tinto. “Kalau itu lebih baik konfirmasi ke tim negosiasi PTFI saja,” kata Ricky.

Secara historis, TINS dan PTBA rajin membagi dividen setiap tahun. Pada tahun 2016, TINS menetapkan dividen payout ratio sebesar 30% dengan membagi dividen Rp 75,55 miliar, dividen payout ratio 2015 sebesar 30% dengan nilai Rp 30,47 miliar, dan dividen payout ratio 2014 sebesar 30% dengan nilai Rp 191,39 miliar.

Sedangkan PTBA pada tahun 2016 menetapkan dividen payout ratio sebesar 30% dengan nilai dividen Rp 601,86 miliar, dividen payout ratio tahun 2015 sebesar 30% dengan nilai Rp 611 miliar, dan dividen payout ratio 2014 sebesar 35% dengan nilai Rp 705,7 miliar. Sementara untuk ANTM, selama tahun kerja 2014-2016 masih absen membagi dividen.

Mengenai rencana pembagian dividen tahun ini, Amin Haris Sugiarto, Sekretaris Perusahaan TINS belum bisa berkomentar. Pihaknya akan mengabarkan lebih lanjut. 

Sedangkan Aprilandi Hidayat Setia, Sekretaris Perusahaan ANTM menyatakan hal yang sama. “Kami masih belum tahu, masih dalam diskusi. Kepastiannya nanti pada RUPS 12 April,” kata Aprilandi kepada Kontan.co.id, Rabu (4/4).

Suherman, Sekretaris Perusahaan PTBA menyatakan pihaknya mengusulkan dividen payout ratio tahun buku 2017 berkisar 30%-50%. Tahun-tahun sebelumnya, PTBA membagi dividen sekitar 30%. 

Untuk pastinya, PTBA akan meminta restu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2017 pada 11 April 2017. “Ini harusnya lebih besar, karena laba tahun lalu naik, dari sisi persentase pasti juga lebih tinggi. Ini juga terkait dengan holding, karena holding butuh dana,” kata Suherman kepada Kontan.co.id, Rabu (4/4).

Dia menambahkan, pihaknya akan berpatokan pada keputusan pemerintah sebagai pemegang saham terbesar, dimana dalam hal ini adalah Inalum. Keputusan nantinya juga untuk memenuhi kebutuhan APBN. Pada November 2017, secara legal PTBA sudah masuk dalam holding.

“Di prospektus kan kami janjikan minimal 30%. Kalau pemerintah mau naik, kembali lagi itu keputusan pemerintah. Tapi mereka tetap akan mempertimbangkan dengan dana ekspansi PTBA,” lanjut Suherman.

Terkait dengan menyusutnya sisa laba bersih setelah dikurangi dividen payout ratio, pihaknya tidak khawatir. Ekspansi perusahaan tetap bisa dilakukan lewat skema lain. “Kalau yang itu sudah kami perhitungkan, dengan pendanaan yang disiapkan. Ada alternatif pilihan lain,” tambah Suherman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi