Untuk Pertama Kali Dalam Empat Tahun, Deutsche Bank Menderita Kerugian



KONTAN.CO.ID - FRANKFURT. Deutsche Bank membukukan kerugian pertama kali dalam empat tahun. Kerugian yang dialami bank pemberi pinjaman terbesar di Jerman ini mengakhiri rentetan keuntungan setelah 15 kuartal berturut-turut berada dalam kondisi buruk.

Ini merupakan kemunduran bagi perubahan haluan bank di bawah pimpinan CEO Deutsche Bank Christian Sewing. Deutsche harus menyisihkan € 1,3 miliar setara dengan US$ 1,41 miliar sebagai provisi untuk gugatan investor yang berlarut-larut atas akuisisi Postbank.

Pada kuartal II tahun ini, kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemegang saham sebesar € 143 juta. Padahal pada periode sama pada tahun sebelumnya Deutsche Bank masih membukukan laba sebesar € 763 juta euro. Namun, realisasi kerugian ini masih lebih baik dari perkiraan pasar yang memproyeksikan kerugian sekitar € 280 juta.


Baca Juga: Kode SWIFT Bank di Indonesia, Daftar Komplet dan Segala Hal yang Perlu Anda Ketahui

Bank tersebut juga meningkatkan perkiraan penyisihan kerugian kredit selama setahun penuh. Kepala keuangannya kepada Bloomberg TV mengatakan, tidak akan melakukan pembelian kembali saham kedua tahun ini.

Namun para eksekutif Deutsche berusaha menjelaskan bahwa kuartal ini merupakan sebuah penyimpangan dan pada jalur yang tepat untuk memenuhi targetnya.

"Kerugian itu semata-mata karena ketentuan hukum," tulis Sewing dalam memo kepada karyawannya dikutip Reuters. Dia mengatakan kekuatan operasional Deutsche Bank masih terbukti dan akan memenuhi targetnya.

Pendapatan kuartalan bank tersebut merupakan bagian dari serangkaian laporan dari bank-bank terbesar di Eropa, karena investor masih mengamati apakah keuntungan dari suku bunga yang lebih tinggi sudah tidak ada lagi. Selain itu investor juga melihat gejolak politik di Perancis, Inggris, dan AS yang bisa membebani kinerja bank.

Masalah hukum di Deutsche berpusat pada Postbank dimana jutaan klien yang berakar pada sistem pos di negara tersebut mulai diakuisisi Deutsche pada krisis keuangan global tahun 2008.

Dengan pembelian tersebut, Deutsche berupaya memperluas jangkauannya di Jerman dengan aliran pendapatan tetap setelah bertahun-tahun melakukan ekspansi internasional yang pesat.

Baca Juga: Muncul Nama Investor Individu Kelas Kakap yang Kini Mendekap 5% Saham INDY

Sebaliknya, Postbank menjadi sumber keluhan konsumen dalam pengawasan peraturan, memiliki konflik perselisihan perburuhan, dan memiliki tuntutan hukum yang memakan waktu lama dan mahal.

Gugatan tersebut karena Deutsche diklaim kurang membayar pembelian Postbank. Sementara Deutsche pada bulan April membantah keras klaim tersebut. Namun akhirnya Deutsche memutuskan untuk memberikan penyisihan sebesar € 1,3 miliar untuk kasus tersebut. Ini adalah langkah mengejutkan yang membuat investor lengah dan mengakibatkan penurunan saham sebesar 9%.

Hal ini terjadi ketika Deutsche menavigasi perekonomian yang lemah di pasar dalam negerinya, dimana bank sentral negara tersebut pada minggu ini memperingatkan bahwa pertumbuhannya lebih lambat dari yang diperkirakan dan harapan akan pemulihan industri dalam waktu dekat telah berkurang.

Sementara itu, para regulator telah memperingatkan bahwa tahun 2024 akan kurang menguntungkan bagi keuntungan bank-bank Jerman karena krisis properti yang membebani dan kredit macet.

Deutsche juga berusaha memangkas biaya untuk memenuhi target tahun 2025, yang menurut sebagian besar analis akan sulit dicapai.

Pencari nafkah terbesar Deutsche pada kuartal kedua adalah investment banking yang berada di dari Sydney hingga New York. Pendapatan naik 10% dari tahun sebelumnya, sesuai dengan ekspektasi analis. Namun angka tersebut berada di bawah hasil BNP Paribas Perancis yang pada Rabu melaporkan kenaikan pendapatan 12%. Pesaing besarnya di AS juga melonjak lebih dari 30%.

Berbeda dengan investment banking, pendapatan divisi perbankan lain seperti ritel dan korporasi Deutsche turun.

Bisnis investment banking kini menjadi pilar kekuatan dengan pendapatan meningkat sebesar 88%, dibandingkan dengan ekspektasi meningkat sebesar 66% dan melampaui keuntungan pesaing besar di AS.

Pendapatan dari pendapatan tetap dan perdagangan mata uang, salah satu bisnis bank terbesar, turun 3%, sedikit lebih buruk dari perkiraan penurunan hampir 2%. Angka tersebut naik 5% untuk bank-bank AS, menurut Jefferies.

Baca Juga: Taylor Swift Beri Tekanan Inflasi Inggris Akibat Harga Tiket Konser yang Mahal

Editor: Avanty Nurdiana