KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (
TBIG) tengah dalam proses penawaran surat utang senilai US$ 400 juta dengan tingkat suku bunga 2,80%. Surat utang tanpa jaminan ini memiliki jangka waktu 5,5 tahun dan akan jatuh tempo pada tahun 2027 mendatang. Berdasarkan keterangan resmi TBIG pada Kamis (28/10), Fitch Ratings Ltd. memberikan peringkat BBB- untuk surat utang ini. Penawaran surat utang diharapkan ditutup pada 2 November 2021. Setelah dikurangi biaya penjaminan emisi dan lain-lain, jumlah bersih yang akan diterima TBIG adalah sekitar US$ 396 juta.
TBIG berencana menggunakan dana yang diperoleh untuk pembiayaan kembali (
refinancing) sebagian saldo terutang dari tiga fasilitas pinjaman, yaitu fasilitas pinjaman
revolving US$ 100 juta (Fasilitas B), fasilitas pinjaman
revolving US$ 200 juta (fasilitas RLF tahun 2017), dan fasilitas pinjaman
revolving US$ 375 juta (Fasilitas RLF tahun 2019).
Baca Juga: ITDC NU dan TBIG teken kerjasama penyelenggaraan infrastruktur teknologi informasi Per 30 Juni 2021, total pinjaman TBIG beserta entitas anaknya mencapai Rp 28,5 triliun atau setara US$ 2 miliar. Sementara itu, jumlah kas serta setara kas pada periode yang sama adalah sebesar Rp 894 miliar atau US$ 61,7 juta. Setelah menerbitkan Surat Utang 2027 dan menggunakan perolehan dananya, total pinjaman
gross yang dimiliki oleh entitas anak TBIG adalah sebesar Rp 6,82 triliun setara US$ 470,3 juta. Jumlah utang ini termasuk liabilitas sewa-kendaraan, liabilitas sewa-aset hak guna, dan pinjaman Fasilitas RLF tahun 2017. Ada juga fasilitas pinjaman
revolving PT Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk Rp 150 miliar (Fasilitas RCF tahun 2018), Fasilitas RLF tahun 2019, fasilitas pinjaman berjangka dari PT Bank QNB Indonesia Tbk sebesar Rp 50 miliar (Fasilitas TLF tahun 2020), fasilitas pinjaman
revolving US$ 275 juta (Fasilitas RLF tahun 2021), dan fasilitas kredit US$ 1 miliar (Fasilitas Kredit). Per 30 Juni 2021, fasilitas yang terkomitmen dan belum ditarik berdasarkan pinjaman Fasilitas RLF tahun 2017, Fasilitas RCF tahun 2018, Fasilitas RLF tahun 2019, Fasilitas TLF tahun 2020, fasilitas pinjaman
revolving dari PT Bank UOB Indonesia Rp 200 miliar (Fasilitas RCF tahun 2020), Fasilitas RLF tahun 2021, dan Fasilitas Kredit adalah sebesar US$ 155,7 juta.
Setelah disesuaikan dengan penerbitan Surat Utang 2027 dan penggunaan dana bersih tersebut, fasilitas yang terkomitmen dan belum ditarik berdasarkan pinjaman-pinjaman tersebut adalah sebesar US$ 551,7 juta. Sejumlah fasilitas kredit tersebut akan tetap tersedia dan dapat dipinjam kembali. Surat Utang 2027 akan tercatat di Singapore Exchange Securites Trading Limited (SGX). Surat utang 2028 ini tidak ditawarkan atau dijual di wilayah Amerika Serikat, serta tidak ditawarkan atau dijual di Indonesia maupun kepada warga negara dan institusi Indonesia di luar negeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari