Untuk sementara, defisit anggaran masih aman



JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemkeu) memantau secara intensif perkembangan realisasi anggaran penerimaan dan belanja negara perubahan (APBN-P) tahun 2016. Defisit anggaran menjelang tutup tahun masih terus bergerak.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemkeu Suahasil Nazara mengatakan, hingga saat ini defisit anggaran masih di bawah patokan pemerintah sebesar 2,7% dari produk domestik bruto (PDB). Sayangnya, Suahasil enggan menyebut angka yang dimaksud.

Meski masih di bawah 2,7%, Suahasil menilai angka tersebut belum relevan. Sebab, angka tersebut masih bergerak setiap harinya. Menurutnya, masih terbuka peluang defisit tersebut turun atau naik lagi.


"Kan pencairan lebih tinggi tetapi penerimaan belum tercatat. Tapi kemudian ada juga waktu dimana penerimaan sudah tercatat tetapi sudah tidak ada pengeluaran lagi," kata Suahasil, Rabu (28/12) malam.

Direktur Strategi dan Portofolio Utang Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu Scenaider Siahaan mengatakan, defisit anggaran saat ini masih cukup terkendali. Bahkan menurutnya, defisit anggaran lebih rendah dibanding posisi akhir November 2016 yang sekitar 2,5% dari PDB.

"Defisitnya turun karena ruang penerimaannya lebih tinggi dari belanjanya. Penerimaan pajak, bea cukai, dan PNBP (penerimaan negara bukan pajak) lebih besar dari belanja," tambahnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga enggan membeberkan ihwal realisasi anggaran hingga saat ini. Namun ia mengaku, hingga akhir tahun baik Ditjen Pajak maupun Ditjen Bea dan Cukai masih perlu mengumpulkan penerimaan dalam jumlah yang signifikan. "(Realisasi penerimaan pajak dan bea cukai) tiga hari ini sangat menentukan," kata dia.

Sementara itu, Direktur Potensi, Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Ditjen Pajak Kemkeu Yon Arsal mengaku, hingga kemarin penerimaan pajak migas dan nonmigas telah menembus angka Rp 1.000 triliun. Bahkan, realisasi penerimaan pajak nonmigas telah menembus Rp 1.000 triliun. Sayangnya, ia juga masih enggan menyebut angka yang dimaksud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto