KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar Indonesia menawarkan keuntungan menggiurkan bagi para investor teknologi digital. Perjalanan GoTo (perusahaan hasil merger antara super app Gojek dan raksasa e-commerce Tokopedia) menjadi bukti nyata betapa bisnis digital di Tanah Air punya masa depan cerah. Kehadiran GoTo, dengan perkiraan valuasi mencapai US$ 17 miliar, menandai babak baru perjalanan bisnis digital di Indonesia. Jika kita melihat ke belakang, kurang lebih satu dekade yang lalu, Gojek dan Tokopedia bukanlah apa-apa, cuma perusahaan start up kecil. Tapi kini, kedua perusahaan itu telah bergabung dan melahirkan para miliarder muda. Sosok miliarder baru itu tak lain adalah para pendiri Gojek dan Tokopedia. Nadiem Anwar Makarim (36 tahun) yang saat ini menjabat Mendikbud, misalnya, memiliki nilai aset di Gojek (kini GoTo) telah melonjak lebih dari 321 kali lipat menjadi Rp 4,22 triliun. Nadiem adalah pendiri Gojek pada 2010 silam, bersama dua rekannya, Kevin Bryan Aluwi dan Michaelangelo Moran.
Untung Dari GoTo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar Indonesia menawarkan keuntungan menggiurkan bagi para investor teknologi digital. Perjalanan GoTo (perusahaan hasil merger antara super app Gojek dan raksasa e-commerce Tokopedia) menjadi bukti nyata betapa bisnis digital di Tanah Air punya masa depan cerah. Kehadiran GoTo, dengan perkiraan valuasi mencapai US$ 17 miliar, menandai babak baru perjalanan bisnis digital di Indonesia. Jika kita melihat ke belakang, kurang lebih satu dekade yang lalu, Gojek dan Tokopedia bukanlah apa-apa, cuma perusahaan start up kecil. Tapi kini, kedua perusahaan itu telah bergabung dan melahirkan para miliarder muda. Sosok miliarder baru itu tak lain adalah para pendiri Gojek dan Tokopedia. Nadiem Anwar Makarim (36 tahun) yang saat ini menjabat Mendikbud, misalnya, memiliki nilai aset di Gojek (kini GoTo) telah melonjak lebih dari 321 kali lipat menjadi Rp 4,22 triliun. Nadiem adalah pendiri Gojek pada 2010 silam, bersama dua rekannya, Kevin Bryan Aluwi dan Michaelangelo Moran.