Untung dari selisih kurs, laba bersih Astrindo Nusantara naik di semester I-2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk (BIPI) mengaku kinerjanya masih terbilang stabil walau menghadapi tantangan bisnis di semester I-2020.

Sebagai catatan, pendapatan BIPI turun tipis 0,31% (yoy) menjadi US$ 31,95 juta di semester pertama 2020 lalu. Namun, perusahaan ini masih bisa mencetak kenaikan laba bersih sebesar 0,13% (yoy) menjadi US$ 14,38 juta.

Corporate Secretary BIPI Kurniawati Budiman mengatakan, peningkatan laba bersih yang berhasil dicapai oleh BIPI terjadi akibat efek keuntungan dari selisih kurs. Di semester I 2020, BIPI meraih keuntungan selisih kurs sebesar US$ 1,78 juta. Padahal, di periode yang sama tahun sebelumnya perusahaan ini menderita rugi bersih sebesar US$ 1,33 juta.


Baca Juga: Semester I 2020, pendapatan Astrindo (BIPI) turun tipis, tapi laba masih naik

Dia pun yakin kinerja keuangan BIPI bakal tetap meningkat di semester kedua terlepas adanya tantangan berupa pandemi Covid-19. “Kami tetap akan menjaga kualitas pelayanan yang optimal walaupun dihadapkan dengan pandemi Corona yang masih berlangsung,” tutur dia, Selasa (11/8).

Manajemen BIPI belum bisa memaparkan realisasi volume penanganan batubara secara detail. Kendati begitu, Kurniawati bilang bahwa volume penanganan batubara BIPI khusus di kuartal kedua relatif masih sama dengan periode sebelumnya. Sebagai gambaran, di kuartal I-2020, BIPI mencatatkan volume penanganan batubara sebanyak 19 juta ton.

BIPI juga berupaya menjaga level kinerja operasional agar volume penanganan perusahaan tetap stabil hingga akhir tahun nanti.

Kurniawati mengaku, pandemi Covid-19 membuat sejumlah rencana bisnis BIPI sedikit mengalami hambatan. Salah satunya rencana pengembangan pipeline proyek BIPI di bidang pembangkit listrik, pelabuhan khusus batubara, dan infrastruktur pertambangan yang sebagian besar berlokasi di Kalimantan.

Konstruksi proyek-proyek tersebut belum terlaksana lantaran pihak BIPI masih melakukan tahap pra-pengembangan, termasuk di dalamnya proses studi kelayakan dan due diligence.

“Proses pre-development terus berlanjut, namun mengalami perlambatan karena keterbatasan mobilitas selama masa pandemi,” ungkap dia.

Dalam catatan Kontan, nilai investasi yang dibutuhkan untuk mengerjakan proyek-proyek tadi mencapai US$ 200 juta.

Sementara itu, proyek terdekat BIPI yakni pembangunan pelabuhan khusus batubara di Banyu Asin, Sumatera Selatan dipastikan tetap berlanjut dan tanpa ada perubahan capital expenditure (capex). Manajemen BIPI berharap proyek tersebut bisa rampung pada tahun ini.

Mengutip berita sebelumnya, BIPI masih berupaya menyelesaikan pembangunan jalur khusus tambang yang mengarah ke pelabuhan khusus batubara milik perusahaan di Banyu Asin. Adapun nilai capex yang dikeluarkan untuk kebutuhan tersebut sebesar Rp 26 miliar.

Baca Juga: Astrindo Nusantara Infrastruktur (BIPI) yakin kinerjanya tetap stabil di tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat