JAKARTA. Industri reksadana saham makin cemerlang. Per 22 Agustus 2014, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat dana kelolaan jenis reksadana ini naik 11% menjadi Rp 90,61 triliun dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu yang sebesar Rp 81,63 triliun. Jumlah reksadana saham pada 22 Agustus 2014 mencapai 136 produk.. "Sedangkan pada 30 Desember 2013, jumlah produk reksadana saham mencapai 119 produk," kata Kepala Eksekutif Bidang Pengawasan Pasar Modal OJK Nurhaida kepada KONTAN, Rabu (3/9). Viliawati, Analis PT Infovesta Utama menilai, kenaikan dana kelolaan reksadana ini ditopang oleh positifnya kinerja aset dasar sehingga nilai aset dasar reksadana saham terangkat. Setidaknya, kenaikan itu tecermin pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 20,18% sejak awal tahun hingga akhir Agustus 2014.
"Kenaikan aset dasar tersebut kemudian berkontribusi terhadap dana kelolaan, " ujar Viliawati. Selain itu, Viliawati menyatakan, kenaikan dana kelolaan ditopang penambahan produk baru reksadana saham. Profit taking Kendati dana kelolaan tumbuh subur, unit penyertaan reksadana saham menyusut. Infovesta Utama mencatat, unit penyertaan instrumen ini turun menjadi 36,71 miliar unit pada akhir Agustus 2014 dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang sebesar 38,64 miliar unit. Artinya, investor banyak menjual (redemption) reksadana saham. Associate Director PT Sinarmas Asset Management Jeffrosenberg Tan mengakui banyak investor institusi yang melakukan aksi ambil untung atau profit taking di reksadana saham, terutama kalangan dana pensiun. Mereka kemudian mengalihkan dananya ke deposito. "Investor sudah untung sekitar 20% dari reksadana saham sehingga memilih mengamankan dana di deposito. Sebab, bunga deposito saat ini sangat tinggi," kata Jeff. Chief Economist and Director for Investor Relation Bahana TCW Investment Management, Budi Hikmat menyebutkan, sejumlah investor institusi melakukan profit taking di reksadana saham karena bunga deposito yang tinggi serta trauma kondisi pasar saham yang memburuk di tahun lalu. "Kebanyakan investor institusi memilih aman di deposito," kata Budi.