KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terpaan isu perubahan skema pendanaan proyek
light rail transit (LRT) sempat menekan performa saham PT Adhi Karya Tbk. Meski begitu, emiten berkode saham ADHI ini justru mampu menunjukkan kinerja yang ciamik sepanjang tahun lalu. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Akhmad Nurcahyadi, dalam risetnya 13 Maret 2018 merinci, tahun lalu, ADHI berhasil meraih kontrak baru sebesar Rp 37,8 triliun. Berkat kontrak baru itu, pendapatan perusahaan tumbuh 37%
year on year (yoy) menjadi Rp 15,16 triliun. Sementara laba bersih perusahaan pelat merah ini melonjak 64,4% menjadi Rp 515,42 miliar. Lini jasa konstruksi masih memberi kontribusi terbesar dengan nilai Rp 12,9 triliun. Jumlah ini setara dengan 85% terhadap keseluruhan pendapatan ADHI. Akhmad pun optimistis, tahun ini emiten infrastruktur dan properti BUMN tersebut bakal kembali mendulang kinerja positif.
Salah satu katalis positif adalah data dari penerimaan pembayaran LRT Jabodebek tahap pertama senilai Rp 3,43 triliun dari PT Kereta Api Indonesia (KAI). Selanjutnya, ADHI akan menerima pembayaran tahap berikut setiap tiga bulan sesuai dengan kemajuan garapan proyek. Analis NH Korindo Sekuritas Raphon Prima menambahkan, rasio utang terkait proyek LRT ini seharusnya tidak lagi menjadi masalah bagi perusahaan. Pasalnya, jika pemerintah sebagai pemilik proyek memenuhi pembayaran jasa konstruksi, persoalan tingkat utang ADHI akan teratasi. "Secara sifat bisnis, wajar emiten konstruksi terutama BUMN memiliki
leverage yang cukup besar," ujar Raphon, Selasa (27/3). Ia pun menilai, proyek LRT sudah dapat dikatakan berjalan dan tidak lagi akan menjadi sentimen utama bagi prospek kinerja ADHI ke depannya. Senada, Akhmad juga meyakini ADHI tidak akan menemukan permasalahan pendanaan untuk menyelesaikan sisa proyek LRT. "Selain dapat ditutupi oleh pembayaran tahap I dan II nantinya, sindikasi pinjaman yang direncanakan cair Rp 18 triliun kini telah siap sekitar Rp 4 triliun untuk dipergunakan," tulisnya. Perkuat properti Selain dari lini konstruksi, kontribusi pendapatan ADHI juga berasal dari sektor properti dan real estat. Untuk pos ini, pendapatan perusahan melesat 95% dari Rp 671,3 miliar menjadi Rp 1,3 triliun. Akhmad optimistis, sektor properti dan real estat akan semakin berkontribusi pada pertumbuhan kinerja ADHI untuk jangka panjang. Pasalnya, ADHI memang bertekad bakal menggenjot bisnis
transit oriented development (TOD) dan bisnis propertinya. "Tahun ini, ADHI juga akan mengembangkan delapan proyek baru di 24 lokasi, antara lain Jabodetabek, Malang, Surabaya, Jogja, dan Makasar," rinci Akhmad. Raphon melihat, langkah ADHI untuk mengembangkan bisnis properti sudah tepat. Sebab, "Untuk meningkatkan kinerja, ADHI harus berupaya melepaskan diri dari ketergantungan terhadap proyek pemerintah," ujarnya. Asal tahu saja, saat ini kontribusi pendapatan lini properti masih sekitar 6% dari total pendapatan. Namun, perkembangan konstruksi dari proyek-proyek properti nantinya tentu akan memberikan tambahan konstribusi bagi lini bisnis utama ADHI, yaitu konstruksi. Di samping itu, Akhmad juga menilai positif keseriusan ADHI mengembangkan sektor TOD dengan membentuk anak usaha PT Adhi Properti Commuter. Ia optimistis, pemisahan unit usaha APC itu akan berujung melantai di bursa (IPO). Langkah ini menyusul rencana dua anak usaha Adhi lainnya, yaitu Adhi Persada Gedung dan Adhi Persada Properti, yang bersiap IPO di tahun ini. Aksi korporasi tersebut diprediksi akan memberi dampak positif bagi arus kas perusahaan.
Melihat arus kas yang kian lancar, prospek pendanaan proyek yang positif, serta pembangunan proyek pendukung pertumbuhan yang masif, Akhmad masih mempertahankan rekomendasinya untuk beli saham ADHI. Ia bahkan menaikkan target harga ADHI dari Rp 2.550 menjadi Rp 3.250 per saham. Begitu pun dengan Niko Laurens, analis Panin Sekuritas, merekomendasikan beli saham ADHI dengan target harga Rp 2.450 per saham. Adapun, Raphon memproyeksi tahun ini ADHI mampu kembali mencetak pendapatan Rp 13,6 triliun. Namun, laba bersih ADHI bakal merosot menjadi Rp 381 miliar. Untuk itu, ia memberi rekomendasi
hold saham ADHI dengan target harga Rp 2.470 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati