Untung tipis, bank kurangi kartu kredit silver



JAKARTa. Bank Central Asia (BCA) berniat mengurangi jumlah kartu kredit silver. BCA mengakui, mengelola kartu silver tidak menguntungkan.

Biayanya tak sebanding dengan pendapatan. "Limitnya tidak terlalu menguntungkan," kata Santoso, GM Kartu Kredit BCA. Selain transaksinya minim, biaya tahunan kartu silver juga hanya Rp 75.000. Bandingkan dengan annual fee kartu gold sebesar Rp 125.000.

Kebijakan ini juga merupakan strategi BCA menekan risiko kredit macet. Lantaran limitnya kecil, nasabah silver terkadang lalai membayar. "Terlalu mudah mendapatkan kartu silver, hanya mengisi data dan fotokopi KTP. Risiko gagal bayarnya terbilang tinggi," terang Santoso.


Meski menggelar aksi bersih-bersih kartu silver, BCA tetap menomorsatukan nasabah. Bank memberikan pilihan ke pemilik kartu untuk meningkatkan status menjadi gold atau tetap silver. "Kalau ingin memperpanjang silver tetap boleh," kata Santoso.

Namun, perpanjangan tersebut hanya untuk nasabah yang selama ini memiliki kinerja baik. Misalnya, membayar tepat waktu dan sesuai ketentuan.

Keterangan ini agak berbeda dengan penuturan seorang pemilik kartu kredit silver BCA. Ia mengaku tidak mendapatkan opsi tersebut. "Customer service (CS) hanya memberikan pilihan: naik kelas ke gold atau menutup kartu," kata si nasabah itu, menirukan suara merdu sang CS dari seberang telepon.

Santoso mengakui, banyak nasabah kartu silver yang keberatan dengan rencana BCA ini. "Tapi akhirnya mereka bersedia naik status," terang Santoso. Untuk menghindari salah paham, BCA melakukan konfirmasi kepada para nasabah silver tiga bulan sebelum kartu expired.

Saat ini jumlah kartu kredit BCA mencapai 1,96 juta kartu. Sebanyak 75% merupakan kartu kredit gold. Sekitar 15% pemilik kartu silver dan sisanya platinum. Sebelum ada tawaran naik kelas, pemilik kartu silver mencapai 30%.

Tak cuma BCA, Bank BNI juga berupaya mengurangi porsi kartu silver, yang di BNI disebut kartu Biru. "Tapi bukan berarti kami menghilangkan kartu silver," terang Dodit, Probojakti, GM Kartu Kredit BNI. Bank berlogo 46 ini juga tidak akan menempuh cara seperti BCA.

BNI akan tetap menggarap kartu kredit silver, karena pasarnya masih terbuka lebar, terutama di karyawan menengah bawah dan PNS. "Jika porsi tahun ini mencapai 67%, tahun depan akan kami turunkan menjadi sekitar 55%," katanya. Per Agustus, Bank BNI sudah mengedarkan 1,9 juta kartu kredit.

Sementara sebagai pemain yang relatif baru, Bank Rakyat Indonesia (BRI) justru lebih fokus menambah jenis kartu kredit Standard, setara silver. Muhammad Helmi, GM Kartu Kredit menjelaskan, dari total 450.000 kartu kredit BRI, sekitar separonya merupakan kartu Standard. Sementara gold baru 30% .

Menurut Helmi, cara menekan angka kredit macet dengan meng-upgrade kartu kredit Standard menjadi gold bukan solusi tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Edy Can