JAKARTA. Kinerja PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) periode kuartal III-2015 lalu cenderung stagnan meski tetap positif. Laba bersih perseroan hanya mengalami kenaikan tipis, 0,67% dari Rp 1,48 triliun menjadi Rp 1,49 triliun. Pertumbuhan pendapatannya tidak jauh berbeda, hanya naik 2,9% ke Rp 13,12 triliun.
Analis menilai, pada periode tersebut merupakan hasil kinerja paling lambat yang pernah dialami KLBF. Patricia Sumampouw, analis CIMB Securities Indonesia mencatat, jika dibanding kuartal II-2015, KLBF hanya mencatat pertumbuhan pendapatan 0,7%. Pencapaian ini merupakan pertumbuhan terlambat dalam lima tahun terakhir. Dari empat divisi penjualan yang dimiliki KLBF, hanya divisi nutrisi dan divisi distribusi yang mencatat kenaikan penjualan. Keduanya mencatat pertumbuhan penjualan masing-masing 9,2% dan 0,8%. Sementara, divisi prescription pharmaceutical dan konsumer health mencatat penurunan penjualan masing-masing 6,5% dan 2,6%. Penurunan yang dialami divisi prescription pharmaceutical utamanya disebabkan direbutnya pangsa pasar oleh obat generic yang tidak memiliki merk. Hal ini disebabkan oleh Jaringan Kesehatan Nasional (JKN) yang membuat obat generic lebih laku terjual karena hanya obat generic yang akan dibayar oleh pemerintah. Selain itu, anggaran dan pengeluaran capex KLBF relatif stabil ditengah kondisi perekonomian yang sedang lesu seperti saat ini.
"Capex tersebut digunakan untuk menyelesaikan pabrik susu di Sukabumi dan membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan dua perusahaan asing," tambah Patricia dalam riset. Mempertimbangkan hal tersebut, dia merekomendasikan
add saham KLBF. Hanya saja, target harganya diubah dari sebelumnya Rp 1.810 per saham menjadi Rp 1.650 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto