UOB Indonesia turut berperan terhadap UMKM, begini caranya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis kredit di usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) masih menjadi primadona. Tidak hanya bank lokal, tapi bank asing hingga bank campuran pun turut ingin menikmati kue bisnis di kredit UMKM, salah satunya adalah PT Bank UOB Indonesia yang ikut dalam mendukung dan memberikan kredit ke UMKM.

Saat ini, UOB Indonesia telah memberikan akses kepada pelaku UMKM berupa pembiayaan kredit, layanan digital serta bermitra dengan perusahaan besar sehingga memungkinkan UMKM untuk berkontribusi lebih banyak terhadap perekonomian nasional, dan memainkan peranan yang lebih besar pada tingkat regional.

Presiden Direktur UOB Indonesia Hendra Gunawan mengatakan, dengan adanya reformasi struktural, maka ia yakin Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk memaksimalkan potensinya yang bisa menarik bagi investor domestik maupun asing.


Baca Juga: Demi ekonomi Indonesia yang lebih baik di 2022, UOB sarankan dorong sektor UMKM

Saat ini, di Indonesia UMKM merupakan kontributor utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan kontribusi lebih dari 60% terhadap PDB Indonesia dan lebih dari 97% dari total tenaga kerja produktif.

Namun, saat ini, UMKM tengah menghadapi kendala dalam melayani kebutuhan dan preferensi konsumsi masyarakat Indonesia yang jumlahnya terus meningkat.

Ekonom UOB Enrico Tanuwidjaja mengatakan, bahwa UMKM Indonesia perlu melakukan reformasi di tiga bidang strategis agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian dan mencatatkan kemajuan yang berarti.

Bidang-bidang tersebut antara lain digitalisasi, akses kredit dan kolaborasi dengan perusahaan besar di dalam dan di luar Indonesia.

Menurutnya, pandemi telah mempercepat digitalisasi di Indonesia. Akan tetapi, kecepatan digitalisasi di kalangan UMKM masih lambat. Berdasarkan data UOB, hanya sekitar 15% UMKM di Tanah Air yang telah mendigitalisasikan usaha mereka, karena sumber daya yang terbatas serta kurangnya literasi digital atau kepercayaan digital.

Dalam hal akses terhadap kredit, persentase pinjaman UMKM dalam kaitannya dengan produk domestik bruto negara masih stagnan di sekitar 6,5% sejak satu dekade lalu. Selain itu, ekspor UMKM juga masih kecil, hanya 15,7% dari total ekspor Indonesia.

“Melalui inovasi dan transformasi digital serta dengan fleksibilitas keuangan yang lebih besar, UMKM diharapkan dapat mengepakkan sayap di dunia internasional dan membantu meningkatkan ekspor bersih Indonesia serta menarik lebih banyak investor asing seiring dengan waktu,” kata Enrico dalam acara seminar UOB Economic Outlook 20211, Rabu (15/9).

Baca Juga: Ekonom OUB prediksi ekonomi Indonesia tumbuh 5% di 2022

Tak dapat dipungkiri, UMKM punya potensial bisnis yang besar tetapi juga punya risiko yang tinggi. National Sales Head Business Banking UOB Indonesia Hendra Komandangi mengatakan, pihaknya sudah banyak belajar akan risiko yang ada di UMKM bahwa tidak hanya UOB tetapi bank lain juga pasti menghadapi risiko itu.

Untuk itu, dalam menjaga risiko kredit pada UMKM. Hendra mengatakan, pihaknya membagi dua segmen perhitungan kredit. Pertama, taking strategy yaitu bagaimana UOB membidik pasar kredit UMKM baru yang punya bisnis sehat dengan memperhitungkan risiko mereka dalam beberapa tingkat mulai dari tinggi, menengah hingga rendah.

Kedua, defensive strategy yaitu dari nasabah yang sudah ada maka secara berkala manajemen akan melakukan cek bagaimana dengan kondisi bisnis dan keuangan mereka. “Dari sisi pencadangan, kami juga melakukan pencadangan tambahan untuk yang lebih berisiko,” kata Hendra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto