KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) terutama dana murah Bank KBMI I dan II masih kalah oleh perbankan jumbo. Laporan statistik perbankan yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, total DPK yang dihimpun bank dengan modal inti besar (KBMI) 4 mencapai Rp 4.479 triliun hingga Desember 2023. Angka ini naik 4,58% dari Rp 4.283 triliun pada akhir tahun 2022. Dana murah KBMI 4 mencapai Rp 2.728 triliun per Desember 2023. Angka ini meningkat 2,29% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 2.667 triliun.
Sementara DPK bank dengan modal inti (KBMI) 1 dan 2 jika ditotal hanya mencapai Rp 1.907 triliun. Angka itu belum ada setengahnya atau hanya sekitar 42% saja, masih lebih kecil dibandingkan dengan bank KBMI 4. Adapun rinciannya, DPK yang dihimpun bank KBMI 1 hingga Desember 2023 hanya sebesar Rp 918 triliun, turun 7,18% dari Desember 2022 yang mencapai Rp 989 triliun. Dana murah KBMI 1 pada 2023 senilai Rp 378 triliun, turun 6,43% dari akhir 2022 yang mencapai Rp 404 triliun. DPK bank KBMI 2 hanya sebesar Rp 989 triliun, nilai itu naik 11,37% dari periode Desember 2022 senilai Rp 888 triliun. Adapun dana murah KBMI 2 per Desember 2023 sejumlah Rp 381 triliun atau naik 14,41% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 333 triliun.
| 2023 | 2022 |
Bank | DPK | Dana Murah | Porsi Dana Murah | DPK | Dana Murah | Porsi Dana Murah |
KBMI 4 | 4.479 | 2.728 | 60,91% | 4.283 | 2.667 | 62,27% |
KBMI 3 | 2.070 | 876 | 42,32% | 1.992 | 855 | 42,92% |
KBMI 2 | 989 | 381 | 38,52% | 888 | 333 | 37,50% |
KBMI 1 | 918 | 378 | 41,18% | 989 | 404 | 40,85% |
*DPK dan Dana Murah dalam Rp triliun, diolah dari data OJK |
Baca Juga: Targetkan Transaksi Kartu Debit Naik hingga 20%, BTN Luncurkan Fitur Contactless Perlambatan penghimpunan DPK ini nyata dialami oleh perbankan yang masuk dalam kategori bank KBMI 1 dan 2. Padahal, bank-bank kategori ini sudah melakukan berbagai cara mengikuti perkembangan zaman. Direktur Utama PT Bank Of India Indonesia Tbk Raharjo Satria Unggul mengatakan, pihaknya senantiasa berinovasi mengikuti perkembangan zaman agar mampu menghimpun lebih banyak lagi dana murah. Namun dari dana murah yang diraup hanya sekitar Rp 523 miliar hingga Desember 2023 atau sebesar 19,4% dari total DPK. "Kami menyediakan layanan baru yaitu internet dan
mobile banking, juga meluncurkan produk deposit baru," kata Raharjo kepada Kontan.co.id, Senin (11/3). Raharjo menambahkan bahwa Bank of India Indonesia tahun ini akan fokus menyasar segmen retail dan korporasi. Dengan begitu, dia memproyeksikan porsi dana murah akan naik menjadi 25% pada akhir 2024.
Baca Juga: Ini Jurus Amar Bank Gaet Nasabah Anyar Di sisi lain PT Bank MNC Internasional Tbk (MNC Bank) mengaku masih berupaya menghimpun dana murah. Mengikuti perkembangan zaman, MNC bank menyediakan fitur pembukaan rekening secara
online melalui aplikasi MotionBank sehingga memudahkan nasabah untuk membuka rekening tabungan tanpa perlu datang ke kantor cabang.
Presiden Direktur MNC Bank Rita Montagna menuturkan bahwa pihaknya menawarkan berbagai promosi yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. MNC Bank juga melakukan kerja sama dengan bermacam-macam perusahaan dan instansi untuk layanan perbankan digital ke mitra non-bank. MNC Bank juga bekerja sama dengan pihak ketiga menggunakan
virtual account (VA) dan aplikasi MotionBank. "Dalam rangka peningkatan volume giro, MNC Bank akan meningkatkan utilisasi
internet banking bisnis
ebiz banking serta menjalankan program Giro Dahsyat kepada nasabah individu maupun korporasi," kata Rita kepada Kontan.co.id, Senin (11/3). MNC Bank berharap strategi itu bisa mendongkrak pertumbuhan DPK. Pasalnya pada Januari 2024 lalu, total dana murah yang berhasil dihimpun adalah sebesar Rp 3,02 triliun atau 22,86% dari total DPK. Hingga akhir 2024, Rita berharap MNC Bank mampu menghimpun dana murah mencapai komposisi berkisar 27%-29%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati