Upaya Kementan Perkuat Kapasitas Petani Milenial Kakao di Malang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan kapasitas dan kompetensi petani milenial dalam mengelola pertanian, mengakses modal perbankan, menguasai rantai distribusi dan pemasaran, serta menembus pasar domestik dan global.

Upaya ini diarahkan untuk meningkatkan laba bagi badan usaha dan kesejahteraan petani.

Kementan melibatkan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan), khususnya Polbangtan Malang sebagai Provincial Project Implementation Unit (PPIU) atau Pelaksana Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) di Provinsi Jawa Timur.


Salah satu fokus dari PPIU YESS Jatim adalah pengembangan korporasi bagi petani milenial kakao. Hal ini didasari potensi 500 hektar lahan kakao dan kerjasama dengan PT Cargill Indonesia yang diinisiasi oleh Polbangtan Malang. Pada November mendatang, akan ada distribusi lebih dari 200 kg kakao kepada PT Cargill Indonesia.

Baca Juga: Tak Bebani APBN, Impor Beras akan Bantu Menjangkar Inflasi

Untuk mendukung pembentukan dan penguatan kluster komoditas kakao di Kabupaten Malang, PPIU YESS Jatim mengadakan Focus Group Discussion (FGD) di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sumawe, Kabupaten Malang. 

Acara tersebut dibuka oleh Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana, yang didampingi oleh Project Manager PPIU Jatim, Acep Hariri. Kedua pemimpin ini menekankan komitmen Kementan untuk mendukung pembentukan 320 ribu petani muda di pedesaan hingga tahun 2025.

Kementan, bekerja sama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD), berupaya menciptakan wirausahawan milenial berkualitas melalui Program YESS, termasuk di Jawa Timur. 

Dedi Nursyamsi, Kepala BPPSDMP Kementan, menegaskan perlunya penguatan kapasitas pertanian dengan penetapan model bisnis dan menjalankan proses bisnis yang berkelanjutan. Selain itu, ia menyoroti pentingnya meningkatkan nilai tambah produk, bukan hanya menjual bahan mentah.

Baca Juga: Kementan Targetkan Produksi 35 Juta Ton Beras di 2024, Ini Strateginya

Pada sesi FGD, Setya Budhi Udrayana yang akrap disapa Uud mengingatkan pentingnya dukungan pemerintahan desa bagi petani kluster komoditas kakao. Peserta FGD sepakat bahwa pemerintah desa memiliki peran penting dalam memberikan dukungan infrastruktur dan pelatihan serta memfasilitasi akses pasar. Uud menegaskan perlunya Surat Keputusan (SK) untuk memperkuat lembaga korporasi petani dan mengoptimalkan pemanfaatan lahan serta produksi kakao.

Polbangtan Malang berencana berkolaborasi dengan Dinas Perkebunan Pemprov Jatim untuk memberikan dukungan teknis kepada petani milenial kakao. 

Project Manager PPIU Jatim, Acep Hariri, menekankan pentingnya akses pasar melalui kerjasama dengan PT Cargill Indonesia, memberikan kepastian pada petani dalam penjualan hasil kakao mereka. 

Baca Juga: Kementan Siapkan Petani Milenial Ke Taiwan

Hariri berharap pada November mendatang, pengiriman kakao oleh petani milenial Malang ke PT Cargill Indonesia dapat segera direalisasikan.

"Melalui upaya-upaya ini, diharapkan petani milenial kakao Jatim dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka, menjadikan kakao sebagai pilar ekonomi di wilayah tersebut," kata Acep Hariri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli