KONTAN.CO.ID - PALU. Memasuki Kampung Layana Indah, ada yang lain ketimbang kampung sejenis yang ada di Kota Palu. Di kampung yang dihuni sebanyak 300 kepala keluarga (KK) ini, terpampang gapura besi berkelir biru yang bertuliskan Kampung Berseri Astra, Layana Indah. Layana Indah menjadi salah satu Kampung Berseri Astra. Tapi khusus di Kota Palu, Layana Indah menjadi satu-satunya wilayah berstatus Kampung Berseri Astra. Status itu tentu tidak mudah dicapai. Adalah Agus Panca Saputra, Koordinator Kampung Berseri Astra Palu yang ingin memajukan kampungnya dengan ikut sayembara Kampung Berseri Astra. Hingga akhirnya Layana Indah terpilih menjadi salah satu Kampung Berseri Astra pada 2017.
Setelah menyandang status Kampung Berseri Astra, pengembangan menuju kampung mandiri langsung dilakukannya. Astra sendiri memberi arahakan kepada desa atau kelurahan berstatus Kampung Berseri Astra untuk mulai mengembangkan empat pilar program. Termasuk juga bagi Layana Indah. Yakni mulai dari pilar kesehatan, pendidikan, lingkungan dan kewirausahaaan. Dari empat pilar tersebut, nantinya pilar kewirausahaan bisa menjadi penopang utama tiga pilar lainnya. Dan jika ini bisa terwujud, maka bisa menempatkan Kampung Layana Indah sebagai desa mandiri. Maka Agus tengah berupaya mengembangkan usaha peternakan dan pertanian di areal Kampung Layana Indah. Maklum, kampung ini dulunya adalah kampung transmigrasi. Banyak warga di sana yang awalnya berprofesi sebagai perajin tahu dan tempe serta pembuat kompor. Namun ada kendala krusial yang ada di Layana Indah ini. Ternyata sumber air untuk kebutuhan non konsumsi seperti pertanian di Layana Indah tidak mencukupi. Maka, banyak perajin tahu dan tempe yang gulung tikar. Hingga ada warga yang akhirnya memilih untuk meninggalkan Layana Indah. Tapi ada juga warga yang memilih tetap bertahan dan tinggal di sana. “Yang tinggal ini mereka langsung beralih profesi,” kata Agus, Jumat (7/7).
Baca Juga: Pesona Desa Sejahtera Astra Wisata Negeri Hila Kebanyakan warga beralih profesi menggeluti bidang pertukangan. Tapi ada juga warga yang memilih untuk bertani. Kebetulan di Layana Indah, termasuk Palu, ada beberapa jenis tanaman yang tidak terlalu butuh banyak air. Yakni seperti cabai dan bawang merah. Rupanya jenis pohon cabai lokal asal Palu tidak perlu disiran secara rutin saban harinya. “Beda dengan yang cabai hibrida yang butuh banyak air,” katanya. Hasilnya pun terlihat. Menurut Agus, ada salah satu warga Layana Indah yang mengelola lahan seluas setengah hektare milik seorang warga sudah bisa panen cabai. Nah, panen cabai itu bisa dilakukan tiga hari sekali dan pernah mencapai hasil sampai 30 kilogram sekali panen. Kemudian untuk komoditas bawang merah di Palu ini punya kekhasan yang beda dengan bawang dari Brebes. Bawang dari Palu ini ternyata lebih cocok dijadikan bawang goreng dan punya rasa yang khas. Malah bawang goreng menjadi salah satu produk khas serta cinderamata dari Palu. Nah, selain di bidang pertanian, saat ini Agus tengah berupaya mengembangkan usaha peternakan di sana, khususnya peternakan kambing. Menurutnya, kontur alam Layana Indah dan sekitarnya cocok dijadikan peternakan kambing. Sebab untuk pakannya sudah tersedia di area pekarangan dan lingkungan sekitar. Mulai dari rumput gajah, daun kelor dan lainnya. “Itu semuanya tersedia di sini segara gratis,” tuturnya. Hasilnya, Agus yang baru mulai usaha peternakan kambing beberapa tahun lalu dengan modal 5 ekor kambing, kini sudah mempunyai 24 ekor kambing. “Jadi cukup potensial,” katanya. Dengan hasil tersebut, ia ingin sektor kewirausahaan yang ada di Layana Indah di bidang pertanian serta peternakan bisa memberi manfaat besar bagi warga setempat. Selain sisi ekonomi, hasil sektor kewirausahaan tersebut pada akhirnya bisa menopang bidang lainnya. Yaitu bisa jadi penopang sektor kesehatan untuk membantu layanan kesehatan, sektor pendidikan untuk membiayai beasiswa serta membuat lingkungan yang asri di Layana Indah.
Maka ia berencana membuat sistem bagi hasil untuk hasil peternakan kambing jika terus menunjukkan hasil positif. Soalnya, bantuan Astra untuk Kampung Layana Indah yang saban tahun berkisar Rp 30 juta sampai Rp 50 juta ini bakal berakhir pada tahun 2023 ini. “Kami belum tahu, apakah program ini mau diperpanjang atau tidak, karena kontrak kami selama lima tahun. Tapi berharap terus diperpanjang,” harapnya yang bilang saat ini status Kampung Berseri Layana Indah sudah masuk bintang tiga dari target bintang lima atau desa mandiri. . Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon