KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus memacu penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) di semester II tahun ini. Berbagai upaya dilakukan mulai dari menggelar expo hingga menawarkan bunga yang menarik. Jika melihat data Bank Indonesia, penyaluran KPR per Juli 2023, tercatat tumbuh 10,3% secara tahunan dengan total 670,5 triliun, angka ini naik tipis dari posisi Juni yang tumbuh 10,2% YoY. Hal ini selaras dengan pertumbuhan KPR di sejumlah bank yang mencapai dua digit. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) misalnya, sebagai bank yang memiliki pasar segmen KPR terbesar di industri, BTN mencatat pertumbuhan KPR sebesar 14% YoY dengan total penyaluran kredit mencapai Rp 23 triliun hingga akhir Juli 2023.
Adapun jumlah KPR yang disalurkan sebanyak 115.922 unit, yang mayoritas disalurkan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Baca Juga: BCA Targetkan Penyaluran KPR Capai Rp 122 Triliun di Tahun 2023 Corporate Secretary BTN Ramon Armando mengatakan, pertumbuhan KPR masih akan didorong oleh pertumbuhan KPR Subsidi hingga akhir tahun 2023. BTN menargetkan pertumbuhan KPR 10% YoY dengan target penyaluran KPR sekitar 220.000 unit kepada MBR melalui penyaluran KPR Subsidi. "Pertumbuhan KPR juga akan didorong beberapa inisiatif bisnis baru yang dijalankan oleh BTN pada tahun 2023, yang mencakup optimalisasi pertumbuhan KPR Non Subsidi dengan pengembangan bisnis pada segmen emerging affluent," kata Ramon kepada Kontan.co.id, Jumat lalu. Pada Juni lalu, BTN telah meresmikan 3 Sales Center di tiga tempat, yaitu Kepala Gading Square, BSD dan Surabaya. Harapannya ketiga Sales Center tersebut akan meningkatkan realisasi bulanan KPR Non Subsidi. Selain itu, BTN juga baru saja meluncurkan KPR BTN Prioritas yang ditujukan bagi segmen nasabah prioritas dengan nilai lebih dari Rp 750 juta. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan marketshare pembiayaan perumahan, khususnya bagi segmen emerging market. Adapun suku bunga yang ditawarkan BTN untuk KPR Prioritas mulai dari 2,99% serta gimmick menarik seperti bebas biaya proses, bebas biaya appraisal serta tambahan diskon biaya provisi dan administrasi. Senada, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga terus menggenjot penyaluran KPR hingga akhir tahun dengan gelaran BCA Expo. BCA sendiri sudah mematok penyaluran KPR di angka Rp 43 Triliun pada 2023. Saat ini tercatat total outstanding KPR BCA hingga Juni sebesar Rp114,6 triliun atau tumbuh 12% YoY. Dari jumlah tersebut BCA perlu menggenjot segmen KPR lebih kencang untuk dapat mencapai target oustanding Rp 122 triliun di akhir tahun ini. Direktur BCA Haryanto Budiman mengatakan untuk memenuhi target penyaluran kredit segmen KPR tahun ini, BCA setidaknya harus mengejar target new booking senilai Rp 43 triliun. "Untuk segmen hunian, BCA menawarkan program suku bunga KPR spesial mulai dari 2,75% efektif p.a fixed 1 tahun," kata Haryanto Jumat lalu. Begitu juga dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang mencatat pertumbuhan KPR sebesar 14% yoy di semester I 2023 dengan nilai penyaluran mencapai Rp 47,9 triliun. Pencapaian ini membuat BRI optimistis dapat mencapai target pertumbuhan KPR tahun ini. "Melihat kondisi pasar, kami proyeksikan bisnis KPR BRI dapat tumbuh double digit pada tahun 2023. Hal tersebut dapat dicapai apabila kebijakan suku bunga acuan memberikan pengaruh positif terhadap sektor properti," kata Agustya Hendy Bernadi, Corporate Secretary BRI kepada Kontan, Minggu (10/9). Berbagai upaya dilakukan untuk mendorong kinerja KPR hingga akhir tahun, yakni di antaranya dengan menjalin kerja sama dengan partner properti utama dari berbagai developer dan property agent untuk mempermudah masyarakat memiliki properti melalui KPR BRI. BRI juga menyelenggarakan KPR EXPO yang berlangsung secara offline dan online, dengan tawaran suku bunga mulai dari 1,27% fixed 1 selama 1 tahun.
Baca Juga: NPL Kartu Kredit Perbankan Tetap Terjaga di Tengah Kenaikan Kredit Konsumsi Sementara dari basis syariah, PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menargetkan pertumbuhan pembiayaan KPR tumbuh dua digit hingga akhir tahun 2023. Salah satu upaya BSI untuk mencapai target tersebut adalah dengan menggaet nasabah potensial yang memiliki kapasitas keuangan yang baik agar menghasilkan kualitas pembiayaan yang sehat, sustain dan aman sehingga pembiayaan syariah dapat terus berkelanjutan. Alhasil target market BSI adalah nasabah yang mencari rumah pertama, nasabah dengan penghasilan tetap, wirausaha dan juga pegawai pemerintahan, swasta dan kementerian.
"Margin yang ditawarkan BSI sangat kompetitif mulai dari 2,5% pada tahun pertama dan berjenjang tahun berikutnya sesuai dengan kapabilitas kemampuan keuangan nasabah," kata Anton. BSI juga memberikan berbagai promo menarik seperti cashback, bebas biaya taksasi dengan pilihan lebih dari 3.500 developer. BSI sendiri belum merilis laporan keuangannya untuk kuartal kedua, namun Direktur Penjualan dan Distribusi BSI, Anton Sukarna merinci, hingga Mei 2023 pembiayaan griya mencapai Rp 49,38 triliun atau tumbuh 13,3% YoY. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi