Upaya Produsen Mobil Listrik Eropa & AS Tekan Harga Produk



KONTAN.CO.ID - Produsen kendaraan asal Eropa dan Amerika Serikat tengah berusaha keras untuk membuat kendaraan yang lebih terjangkau sehingga bisa menghasilkan penjualan lebih banyak. Selama ini, baterai menjadi salah satu komponen yang berkontribusi atas harga kendaraan listrik. Untuk produsen AS akan menjalin kemitraan dengan pesaingnya untuk membuat baterai berbiaya rendah. Sedangkan Eropa justru lebih dulu merilis kendaraan dengan harga murah.

Perusahaan-perusahaan otomotif besar Amerika Serikat dan Eropa di bawah tekanan dari pesaing China. Kini, produsen mobil tengah berusaha keras untuk memangkas biaya kendaraan listrik sehingga dapat menjual dengan harga lebih terjangkau dan masih bisa menghasilkan margin keuntungan seperti model berbahan bakar fosil.

Baca Juga: Mobil Listrik Banyak Pakai Baterai LFP, Bagaimana Nasib Baterai Nikel?


Produsen mobil dari Eropa Stellantis dan Renault misalnya sedang mencoba mengembangkan kendaraan listrik yang lebih terjangkau namun akan tetap lebih mahal dibandingkan kendaraan bermesin pembakaran. Ini untuk mengkompensasi pertumbuhan penjualan mobil listrik yang melambat. Sementara produsen kendaraan AS, General Motors dan Ford tengah membicarakan kemungkinan untuk bermitra sehingga dapat menurunkan biaya kendaraan listrik. 

Selama ini, mahalnya harga kendaraan listrik menjadi hambatan besar atas adopsi mobil tanpa emisi secara massal. "Jika saya berpikiran jangka pendek, saya dapat segera meningkatkan penjualan kendaraan listrik hanya dengan membiarkan marginnya turun,"kata CEO Stellantis Carlos Tavares seperti dikutip Reuters.

Kehadiran kendaraan listrik asal China ini menambah dorongan bagi produsen mobil Eropa untuk mengembangkan model yang lebih terjangkau. BYD dan pembuat kendaraan listrik berbiaya rendah asal Tiongkok lainnya sedang mempercepat ekspor kendaraan ke Eropa AS serta kawasan lain. 

Para pembuat mobil juga tengah khawatir perusahaan kendaraan asal China mendirikan pabrik di Meksiko untuk mengirimkan kendaraan listrik ke Amerika Serikat lebih dekat. "Tentu saja, semua orang berusaha mengurangi biaya kendaraan listrik sehingga mencapai kesetaraan harga dengan model mesin pembakaran," kata CEO Renault Luca de Meo. 

Baca Juga: Kemenperin Targetkan Ekspor Industri Manufaktur Capai US$ 193,4 Miliar pada 2024

De Meo mengatakan penurunan harga akan lebih mudah di mobil yang lebih kecil karena pembuat mobil dapat mengurangi ukuran baterai yang biasanya menghabiskan 40% dari biaya kendaraan listrik. Tetapi harga akan tetap lebih tinggi untuk mobil tersebut. dengan baterai yang lebih besar.

Kalau Ford tengah mengevaluasi strategi pemilihan baterai dan membentuk tim khusus untuk merancang kendaraan listrik berbiaya lebih rendah. "Kami mulai dengan memiliki baterai dengan biaya kompetitif. Kami bisa beralih ke sel silinder umum yang bisa menambah banyak pengaruh pada kemampuan pembelian," kata CEO Ford Jim Farley. Untuk itu, Ford mungkin harus bekerjasama dengan produsen mobil lain. Ford dan GM saat ini menghadapi tekanan dari investor untuk membatasi pengeluaran kendaraan listrik. Sebab keduanya diperkirakan akan mengalami kerugian. 

Sementara langkah lebih awal sudah dilakukan Eropa. Oktober 2023, Stellantis dengan merek Citroen meluncurkan mobili listrik terbaru SUV e-C3. Model ini dihargai mulai € 23.300 setara US$ 25.015. Berkat turunnya biaya bahan baku baterai, Tavares mengatakan, margin model listrik dan bahan bakar fosil mendekati sama. Selain itu ada Fiat 500 yang saat ini dijual dengan harga £16.790 setara US$ 21.066, sedangkan e500 di harga £ 28.195.

Chief Financial Officer Renault Thierry Pieton mengatakan, Scenic listrik akan diluncurkan dengan harga jual di bawah € 40.000. "Jika melihat kompetisinya dengan China, Scenic berada pada posisi yang sangat baik," kata dia.  

Baca Juga: Program Konversi Motor Listrik Terkendala Kelengkapan Surat Kendaraan

Editor: Avanty Nurdiana