Upaya Yunani keluar dari resesi tersandung Rusia



ATHENA. Sepertinya, harapan Yunani untuk keluar dari resesi terburuknya dalam setengah abad terakhir di 2014 akan terbentur dinding batu. Hal ini dikarenakan langkah Rusia yang melarang impor makanan Uni Eropa sebagai aksi balasan atas sanksi yang diberikan kepada mereka karena kasus Ukraina.

"Estimasi kerugian total karena sanksi balasan Rusia untuk perekonomian Yunani masih dapat ditolerir. Namun, dampaknya bisa sangat buruk bagi sejumlah sektor seperti pariwisata dan agrikultur. Apalagi, ekonomi Yunani saat ini masih melambat," jelas Thanos Dokos, director general Hellenic Foundation for European and Foreign Policy.

Berdasarkan data yang dihimpun Bloomberg, Rusia merupakan partner dagang terbesar Yunani. Total nilai perdagangan antara kedua negara mencapai 9,3 miliar euro atau US$ 12,5 miliar di 2013. Nilai ini melampaui nilai perdagangan antara Yunani dan Jerman.


Menurut Xenophon Petropoulos, director of communications Association of Greek Tourism Enterprises (SETE), depresiasi mata uang rubel di tengah sanksi dan situasi di Ukraina dapat diartikan bahwa jumlah wisatawan asing dari Rusia akan turun sebanyak 200.000 orang tahun ini dari target yang diharapkan. Diprediksi, potensi pendapatan di sektor pariwisata senilai 300 juta euro bagi Yunani akan menghilang.

"Jumlah wisatawan dari Ukraina akan anjlok 50% dan wisatawan dari Rusia yang diprediksi mencapai 1,3 juta hanya akan mencapai 1,1 juta saja," jelas Petrppoulos.

Catatan saja, posisi rubel saat ini merupakan mata uang dengan performa terburuk di antara 24 mata uang emerging yang dihimpun Bloomberg pada bulan lalu dengan pelemahan terhadap dollar AS mencapai 5%.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie