KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Update corona di Jawa Barat pada Selasa 22 Juni 2021 tercatat sebagai provinsi dengan jumlah kasus terbesar. Berdasarkan update corona di Jawa Barat yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, jumlah pasien positif corona di Jawa Barat mencapai 3.432 kasus atau meningkat dibandingkan dengan Senin (21/6) sebanyak 2.719 kasus Sementara update pasien sembuh corona di Jawa Barat pada Selasa 22 Juni 2021 tercatat sebanyak 994 orang atau lebih rendah dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang mencapai 1.245 orang.
Sedangkan update pasien meninggal akibat corona di Jawa Barat pada Selasa 22 Juni 2021 menurut laporan Kementerian Kesehatan mencapai 69 orang lebih tinggi dibandingkan dengan sehari sebelumnya sebanyak 28 orang. Seleperti kita ketahui kasus corona di Indonesia kembali mengalami peningkatan yang signifikan dalam sebulan terakhir. Lonjakan kasus corona di Indonesia terjadi di beberapa provinsi seperti Daerah Khusus Ibukota Jakarta, di Kabupaten Kudus Jawa Tengah, dan Bangkalan Jawa Timur. Dari ketiga tempat ini Kementerian Kesehatan melaporkan temuan varian baru corona varian Delta pada pasien yang teridentifikasi. Yang terbaru, varian Delta juga telah terdeteksi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Senin (21/6/2021). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai salah satu institusi dalam konsorsium surveilans genom SARS-CoV-2, corona di Indonesia telah menerima sampel klinis pasien corona di Jawa Barat asal Karawang, Jawa Barat dari Balitbangkes (Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan) Kementerian Kesehatan RI. Sampel ini pasien corona di Jawa Barat ini kemudian dilakukan analisis whole genome sequencing (WGS) oleh LIPI. Tim Surveilans Genom SARS-CoV-2 LIPI (Tim Venomcov) saat ini telah berhasil menggunakan platform dari Oxford Nanopore Technologies (ONT) untuk mengidentifikasi varian-varian corona di Jawa Barat tersebut. Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Anik Budhi Dharmayanthi dalam pernyataan tertulis Senin (21/6) seperti diunggah di situs Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyampaikan, dari sampel kasus corona di Jawa Barat khususnya yang berasal dari Kabupaten Karawang, tim riset LIPI telah berhasil mengidentifikasi, sejumlah 44 sampel mengandung virus SARS-CoV-2 varian Delta alias varian corona dari India. "Sementara ini kami baru mengidentifikasi sebanyak 61 sampel dan sisanya masih dalam proses sekuensing dan diharapkan akan selesai dalam beberapa minggu ke depan," katanya. Dua jenis variant of concern (VOC) telah berhasil diidentifikasi yaitu B.1617.2 atau varian Delta dari India sebanyak 44 sampel dan B.1.1.7 atau varian Alpha sebanyak 3 sampel. Hasil tersebut pun sudah dimasukkan dalam Global initiative on sharing all influenza data (GISAID). Identifikasi varian Delta ini menjadi yang pertama ditemukan pada pasien corona di Jawa Barat. Namun hal tersebut tidak serta merta mengimplikasikan bahwa varian ini baru saja muncul di daerah ini. "Proporsi kemunculan varian Delta memang cukup besar dari sampel-sampel yang sudah dianalisa genomnya, yaitu sekitar 72% dari 61 sampel. Namun, perlu hati-hati juga menginterpretasikan karena belum tentu sebanyak itu pula proporsi di lapangan terkait varian yang beredar," terang Anggia Prasetyoputri Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI. Anggia menjelaskan, bahwa awal mula kemunculan varian Delta di pasien corona di Jawa Barat belum dapat dipastikan, sehingga diperlukan pemantauan terhadap pasien, penelusuran kontak, dan investigasi kasus lebih mendalam. Virus korona varian Delta atau SARS-CoV.2 B.1.617.2 merupakan mutasi dari virus COVID-19 yang selama ini mewabah (SARS-CoV.2 B.1.617). Virus ini pertama kali terdeteksi di India pada akhir 2020, dan resmi dinamakan varian Delta oleh World Health Organization (WHO) pada 31 Mei 2021, serta dikategorikan sebagai Variant of Concern (VOC). Sugiyono Saputra, peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, yang juga merupakan Ketua Tim Riset Whole Genome Sequencing (WGS) LIPI menambahkan saat ini ada empat Variant of Concern yaitu Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), Gamma (P.1) dan yang terbaru adalah Delta (B.1.617.2). Sugiyono menyebutkan, varian Delta yang termasuk dalam VOC ini memiliki tingkat infeksi yang cenderung lebih tinggi. "Variant of concern (VOC) merupakan bagian dari variant of interest (VOI) yang melalui penilaian komparatif, mampu menyebabkan peningkatan penularan (transmisi), peningkatan virulensi atau gejala klinis, atau dapat menurunkan efektivitas dalam upaya penanggulangan seperti vaksin dan terapi," katanya. Menyikapi beredarnya surat dari Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI untuk civitas pusat penelitian tersebut, terkait imbauan untuk bekerja dari rumah, Pelaksana Harian Kepala LIPI Agus Haryono menegaskan, surat tersebut dibuat untuk kalangan internal agar memperketat protokol kesehatan demi mencegah penyebaran virus.
"LIPI mendukung pola kerja fleksibel, terlebih selama masa pandemi,” ujar Agus. Untuk pencegahan ekstra, Agus menyebutkan, lakukan disinfeksi ruangan lebih sering. "Publik juga harus terus menjalankan protokol kesehatan secara lebih ketat dengan memakai masker dua lapis, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan keluar rumah untuk urusan yang penting saja," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar