KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga komoditas energi mengalami gejolak dalam sepekan terakhir. Hal ini terutama dipicu oleh memanasnya konflik Timur Tengah terutama perang Israel melawan Lebanon, Iran, Yaman dan pejuang Palestina Hamas. Perkembangan terbaru di pasar energi seperti terpantau dari
tradingeconomics.com, harga minyak mentah jenis Brent pada penutupan 4 Oktober mencatat kenaikan sebesar 0,55%, menjadi US$ 78,05 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah secara umum naik 0,91% menjadi US$ 74,38 per barel dalam sehari.
Kenaikan ini merupakan bagian dari tren positif yang berlangsung selama beberapa minggu terakhir, di mana harga minyak mentah jenis Brent mengalami kenaikan total sebesar 9,10% dan minyak mentah naik 9,09% dalam sepekan terakhir.
Baca Juga: Proyeksi Harga Komoditas Energi : Minyak Lesu, Gas Alam dan Batubara Bakal Melaju Di sisi lain, harga gas alam mengalami penurunan sebesar 3,91% dalam sepekan terakhir, menjadi US$ 2,8540 per MMBtu. Meskipun demikian, dalam sebulan terakhir, harga gas alam menunjukkan performa yang baik dengan kenaikan sebesar 26,62%. Kenaikan harga minyak mentah ini tidak menyulut harga produk turunan seperti bahan bakar minyak jenis bensin. Harga bensin mengalami sedikit penurunan sebesar 0,30% menjadi US$ 2,0926 per galon.
Baca Juga: Harga Komoditas Masih Lemah, Saham Emiten Batubara Merana Berbeda dengan bensin, harga minyak tanah mengalami kenaikan sebesar 0,82% dalam sepekan terakhir, mencapai US$ 2,3196 per galon. Kenaikan harga juga terjadi pada komoditas batu bara, yang naik 4,91% dalam sepekan terakhir, menjadi US$ 149,60 per ton.
Kenaikan harga batubara ini mencerminkan tren positif dalam beberapa bulan terakhir dengan total kenaikan sebesar 6,10% dalam sebulan.
Selain itu, harga gas berjangka di pasar Amsterdam Belanda yakni gas TTF juga mengalami kenaikan sebesar 2,50%, mencapai EUR 40,74 per MWh, sedangkan harga gas UK meningkat sebesar 2,06% menjadi GBp 101,9816 per thm. Kenaikan dan penurunan harga komoditas ini menunjukkan dinamika pasar energi yang terus berubah, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti permintaan, cuaca, dan kebijakan energi global. Investor dan pelaku pasar diharapkan tetap memperhatikan fluktuasi harga ini untuk membuat keputusan yang tepat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar