UPDATE: Harga minyak melonjak lebih dari 1% di tengah kasus Covid-19 India



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik pada perdagangan Jumat (14/5), membalikkan beberapa penurunan tajam pada hari sebelumnya. Pasar saham menguat dan dolar AS tergelincir, meskipun kenaikan dibatasi oleh situasi virus corona di konsumen minyak utama India.

Melansir Reuters pukul 20.53 WIB, harga minyak mentah Brent naik US$ 1,23, atau 1,8% menjadi US$ 68,28 per barel pada 1349 GMT dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 1,12 atau 1,8% pada US$ 64,94.

Kedua kontrak harga acuan minyak mentah tersebut kehilangan sekitar 3% pada hari Kamis.


Asal tahu, bursa saham global naik dan dolar tergelincir pada hari Jumat setelah pejabat Federal Reserve AS mengatakan tidak akan ada langkah segera untuk mengetatkan kebijakan moneter.

Baca Juga: Harga minyak terus turun, Brent ke US$ 66,82 dan WTI ke US$ 63,68

Karena harga minyak dalam dolar, melemahnya greenback membuat harga komoditas lebih murah bagi pemegang mata uang lain, berpotensi memacu permintaan.

Departemen Perdagangan AS mengatakan penjualan ritel April terhenti menyusul lonjakan 10,7% pada Maret, revisi naik dari kenaikan 9,7% yang dilaporkan sebelumnya.

Harga minyak berada di bawah tekanan pekan ini dari melonjaknya kasus virus Corona di India serta kekhawatiran bahwa varian yang sangat mudah menular yang pertama kali terdeteksi di sana menyebar ke negara lain.

India pada hari Jumat melaporkan 343.144 kasus virus Corona baru, menjadikan penghitungan keseluruhannya melewati angka 24 juta. Sementara kematian akibat Covid-19 naik 4.000.

"Kegagalan Brent untuk melebihi US$ 70 kemungkinan telah memicu penjualan oleh pelaku pasar spekulatif, terutama karena pengoperasian Pipa Kolonial sedang digenjot lagi di AS," kata Commerzbank.

Baca Juga: Harga emas spot naik tipis ke US$ 1.829,61, Jumat (14/5) siang

Presiden AS Joe Biden meyakinkan pengendara bahwa pasokan bahan bakar harus mulai kembali normal akhir pekan ini. Di saat banyak pompa bensin kehabisan bensin di seluruh Tenggara hampir seminggu setelah serangan dunia maya memaksa penutupan pipa bahan bakar utama negara itu.

Colonial Pipeline mengatakan pada Kamis malam bahwa mereka telah memulai kembali seluruh sistem pipa dan telah memulai pengiriman di semua pasarnya.

Ibukota AS kehabisan bensin pada hari Jumat meskipun pipa dimulai kembali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto