UPDATE Harga Minyak Rabu (24/1): Brent ke US$79,59 dan WTI ke US$74,41



KONTAN.CO.ID - Harga minyak bergerak antara penurunan dan kenaikan moderat pada hari Rabu (24/1).

Para pedagang mempertimbangkan dampak dari meningkatnya ketegangan geopolitik, kekhawatiran atas lemahnya permintaan, dan penguatan dolar terhadap harga minyak.

Harga minyak mentah Brent untuk kontrak bulan depan naik 4 sen menjadi US$79,59 per barel pada 0712 GMT.


Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) juga naik 4 sen menjadi US$74,41 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Berpotensi Naik Efek Meningkatnya Eskalasi Konflik Timur Tengah

Stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun 6,67 juta barel dalam pekan yang berakhir 19 Januari, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute pada hari Selasa.

Namun persediaan bensin meningkat sebesar 7,2 juta barel, memicu kekhawatiran terhadap permintaan bahan bakar di negara konsumen minyak terbesar dunia tersebut.

Badan Informasi Energi (EIA), badan statistik Departemen Energi AS, akan merilis data tersebut pada Rabu malam.

Penguatan dolar AS juga membebani harga minyak karena permintaan dari pembeli dalam mata uang lain berkurang karena mereka harus membayar lebih untuk minyak dalam mata uang dolar.

Baca Juga: Harga Minyak Bergerak Tipis, Brent ke US$ 79,6 dan WTI ke US$ US$ 74,44 di Pagi Ini

Indeks dolar berada di dekat level tertingginya dalam enam minggu terhadap mata uang utama lainnya pada hari Rabu karena investor memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga dalam menghadapi ketahanan ekonomi AS.

"Tanpa ketegangan geopolitik saat ini, kami percaya minyak mentah akan dijual secara signifikan. Seiring berjalannya waktu, kami memperkirakan premi risiko pasokan akan terpisah dari risiko konflik, serupa dengan risiko Rusia-Ukraina," kata Vikas Dwivedi, global energy strategist di Macquarie, dalam sebuah catatan.

“Kecuali terjadi eskalasi di Timur Tengah, kami memperkirakan harga minyak mentah akan tetap pada kisaran saat ini pada kuartal I 2024. Kami tidak mengantisipasi hilangnya pasokan,” kata Dwivedi.

Secara terpisah, koalisi 24 negara yang dipimpin oleh AS dan Inggris melancarkan serangan baru terhadap pejuang Houthi di Yaman pada hari Selasa.

Baca Juga: Kenaikan Harga Minyak Dunia Masih Tertahan, Begini Saran untuk Trader

Serangan itu bertujuan menghentikan serangan Houthi terhadap perdagangan global, kata Inggris dalam pernyataan bersama.

AS mengatakan, Houthi yang didukung Iran telah melancarkan 26 serangan sejak akhir November terhadap pelayaran komersial di Laut Merah, jalur pelayaran yang digunakan oleh sekitar 12% perdagangan minyak global sebelum serangan tersebut.

AS juga melakukan serangan terhadap milisi yang terkait dengan Iran di Irak pada hari Selasa, menyusul serangan terhadap pangkalan udara Irak yang melukai pasukan AS.

Di sisi pasokan, ladang minyak Sharara yang berkapasitas 300.000 barel per hari di Libya dimulai kembali pada 21 Januari setelah jeda terkait protes sejak awal Januari.

Baca Juga: Harga Minyak Naik Tipis pada Perdagangan Rabu (24/1) Pagi

Di tempat lain, negara bagian North Dakota, negara bagian penghasil minyak terbesar ketiga di AS, kembali mengoperasikan sejumlah produksi minyaknya setelah gangguan terkait cuaca, kata otoritas saluran pipa di negara bagian tersebut.

Namun produksinya masih turun sebanyak 300.000 barel per hari (bph). Pada pertengahan Januari, produksi melemah sebanyak 425.000 barel per hari karena cuaca dingin ekstrem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto