Update Korban Perang Hamas vs Israel, 1.200 Warga Gaza Tewas, Cek Profil & Luas Gaza



Korban Gaza - Ribuan warga Gaza tewas karena serangan roket Israel yang membabi buta. Simak profil dan luas Gaza yang belakangan ini dihujani roket Israel.

Israel terus menggempur Gaza dengan serangan udara, menewaskan puluhan orang, termasuk sembilan anak-anak di kota Khan Younis. Selain itu, situasi di sana juga semakin pelik.

Para pejabat di Gaza mengatakan daerah kantong tersebut menghadapi bencana kemanusiaan dengan satu-satunya pembangkit listrik di wilayah tersebut dimatikan karena kekurangan bahan bakar.


Sementara itu, dilansir dari Al Jazeera, PM Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk menghancurkan Hamas, menyusul serangan mendadak kelompok bersenjata tersebut. Dia juga mengumumkan pemerintahan persatuan darurat dengan pemimpin oposisi Benny Gantz.

Korban tewas di Gaza sejauh ini mencapai lebih dari 1.200 orang, sementara jumlah orang yang terbunuh di Israel mencapai 1.300 orang.

Baca Juga: Menlu Iran: Israel Berniat Lakukan Genosida dengan Mengepung Gaza

Profil Gaza

Jalur Gaza yang kecil, yang terbentang sepanjang 41 kilometer dan lebar 10 kilometer, telah menjadi perhatian dunia belakangan ini setelah kelompok Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel dari wilayah tersebut.

Dari Gaza, Hamas melintasi perbatasan dan masuk ke Israel, lalu ribuan roket diluncurkan. Dan kini, aksi balasan Israel ditujukan ke Gaza.

Kota Gaza dihuni oleh 2,3 juta warga Palestina, menjadikannya salah satu wilayah paling padat penduduk di dunia. Kota besar dunia seperti London memiliki kepadatan penduduk 5.700 orang per kilometer persegi, sedangkan Gaza dipadati oleh lebih dari 9.000 jiwa per kilometer persegi.

Sementara DKI Jakarta, dengan luas mencapai 661,23 km persegi dan jumlah total penduduk 11,25 juta jiwa pada Juni 2022, memiliki kepadatan penduduk di ibu kota mencapai 17.013 jiwa per kilometer persegi.

Sejak Gaza berada di bawah kendali kelompok Hamas pada 2007, Israel dan Mesir menyepakati blokade yang membatasi pergerakan warga sipil Palestina.

Zona pertahanan yang didirikan oleh Israel di sepanjang perbatasan untuk melindungi dari serangan roket maupun serangan Hamas telah menyebabkan terbatasnya lahan yang tersedia untuk pemukiman dan pertanian.

Perekonomian Gaza juga berada di ambang kehancuran karena ekspor dan impor yang terbatas. Menurut Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (OOPS), tingkat kelaparan di Gaza melebihi 46 persen.

Warga Gaza diambang kelaparan

Separuh warga Palestina di Gaza berusia di bawah 19 tahun, namun mereka nyaris tidak memiliki peluang perbaikan sosial ekonomi. Akses mereka terhadap dunia luar juga terbatas. Lebih dari 80 persen penduduknya hidup dalam kemiskinan.

Program Pangan Dunia menyebut bahwa 63 persen penduduk Gaza “rawan kelaparan” dan bergantung pada bantuan kemanusiaan. Menurut PBB, hampir 600.000 pengungsi di Gaza tinggal di delapan kamp yang penuh sesak.

Sekitar 95 persen penduduknya tidak mempunyai akses air minum, dan ini turut diperparah oleh pemadaman listrik yang terjadi setiap hari. Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), sebelum konflik terjadi, sebagian besar rumah hanya mendapat aliran listrik selama tiga jam sehari. Saat ini, militer Israel telah memutus semua pasokan listrik.

Jalur Gaza mendapatkan sebagian besar suplai listriknya dari Israel, serta dari satu pembangkit listrik di Gaza dan sebagian kecil lainnya dari Mesir. Isolasi ini telah memperburuk kehidupan warga Palestina.

Human Rights Watch membandingkan kondisi di Gaza dengan “penjara terbuka.”. Sementara delegasi PBB mengatakan bahwa kawasan itu “tidak layak huni”. Situasi di Gaza dikhawatirkan akan semakin buruk akibat konflik dengan Israel yang kian intens.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Apa Itu Jalur Gaza", dan "Israel Tak Henti Gempur Gaza, Total Korban Tewas 1.200, Israel 1.300",

Editor: Adi Wikanto