UPDATE: Pemerintah restui Bulog impor beras 300.000 ton



JAKARTA. Pemerintah merilis izin impor beras untuk Perum Bulog sebanyak 300.000 ton untuk direalisasikan bulan Oktober ini. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Menteri Perdagangan, Mahendra Siregar di Jakarta, Selasa (19/10). Menurut Mahendra, angka izin impor yang sudah bisa dipublikasikan baru 300.000 ton; sementara itu sisanya masih menunggu dari kebutuhan dari Perum Bulog. Saat ditanya izin impor lanjutan, Mahendra memilih bungkam. “Izinnya itu sesuai dengan kebutuhan dari Bulog,” kata Mahendra. Menurutnya, keputusan mengimpor beras tersebut dirilis untuk menjaga stok beras pemerintah yang ada di tangan Perum Bulog. Pasalnya, stok beras minimum yang harus ada di gudang Perum Bulog harus mencapai 1,5 juta ton untuk menjaga agar harga beras tetap stabil dipasaran.

Besaran beras yang bakal diimpor oleh Bulog ini sesungguhnya sudah dicuatkan oleh Direktur Utama Perum Bulog Soetarto Ali Moeso, sejak awal bulan ini. Menurut Soetarto, sumber pasokan beras impor itu kemungkinan berasal dari Vietnam dan Thailand; dua negara yang sempat ia kunjungi untuk negosiasi pembelian. Ia menegaskan, Indonesia dan Vietnam maupun Thailand sudah memiliki kerja sama untuk pengadaan beras bagi Indonesia. Soetarto berharap, keputusan impor beras tersebut tidak menganggu petani di Indonesia. Pasalnya, impor beras memang akan berdampak psikologi pada harga beras di dalam negeri. “Walaupun impor dengan jumlah berapapun, tetapi Bulog akan tetap menyerap produksi petani,” jelasnya.


Serap beras petani

Dari petani, Bulog hanya mampu menyerap beras sebanyak 1,85 juta ton. “Target awal kami adalah 3,2 juta ton tetapi rupanya produksi tidak sesuai harapan,” katanya dalam konferensi pers yang dilakukan di di Jakarta (8/10). Soetarto menjelaskan, jika produksi beras di dalam negeri mengalami pertumbuhan 3,2% maka penyerapan beras sesuai dengan target dan stok di Bulog akan mencukupi untuk 2011.Produksi beras yang tidak naik mempengaruhi daya serap Bulog terhadap beras dari petani. Kondisi ini, menurut Soetarto, terjadi karena adanya dampak El Nino yang mengakibatkan mundurnya musim tanam. “Kondisi ini hampir sama dengan kondisi tahun 2007 lalu,” jelasnya.Bulog menargetkan, jumlah serapan dari petani yang kini mencapai 1,85 juta ton kemungkinan bisa meningkat menjadi 2 juta ton pada akhir tahun 2010. Artinya ada sekitar 150 ribu ton lagi yang akan diserap dari petani. Hanya saja, Soetarto mengaku akan hati-hati melakukan penyerapan beras tersebut karena bisa memicu kenaikan harga. “Karena harga tinggi, kalau kami melakukan pembelian dikhawatirkan harga bisa tambah naik,” jelasnya.Saat ini, stok yang tersedia di Perum Bulog hanya mencapai 1,2 juta ton dan akan berkurang hingga akhir tahun; setelah dikurangi kebutuhan beras untuk raskin serta TNI dan Polri. Dus, pilihan utuk mengimpor beras tinggal menunggu keputusan pemerintah. “Yang jelas akhir tahun Perum Bulog mesti memiliki beras sebanyak 1,5 juta ton,” katanya.Dengan stok beras sebesar 1,5 juta ton, Soetarto menghitung, Perum Bulog bisa melakukan stabilisasi harga saat harga beras sedang tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: