Update Senin (15/1): Harga Minyak Dunia Tergelincir di Tengah Konflik Timur Tengah



KONTAN.CO.ID - Harga minyak turun pada hari Senin (15/1). Dampak terbatas dari konflik Timur Tengah terhadap produksi minyak mentah mendorong aksi ambil untung setelah harga minyak naik 2% minggu lalu.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 49 sen menjadi US$77,80 per barel pada pukul 1051 GMT dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 51 sen menjadi $72,17.

Beberapa pemilik kapal tanker menghindari Laut Merah dan beberapa kapal tanker mengubah arah pada hari Jumat (12/1).


Baca Juga: Alokasi Subsidi Energi 2024 Tembus Rp 186,9 Triliun, Terbesar Sepanjang Sejarah

Amerika Serikat (AS) dan Inggris melancarkan serangan terhadap target-target Houthi di Yaman setelah serangan kelompok yang didukung Iran tersebut terhadap kapal-kapal pengiriman sebagai tanggapan atas perang Israel melawan Hamas di Gaza.

Konflik ini juga telah menahan setidaknya empat kapal tanker gas alam cair yang melakukan perjalanan di daerah tersebut.

"Kesadaran bahwa suplai minyak tidak terpengaruh secara negatif menyebabkan kenaikan minggu lalu untuk mengambil keuntungan, dengan penurunan yang agak diperburuk oleh dolar yang sedikit lebih kuat," kata Tamas Varga dari pialang minyak PVM.

Pada hari Minggu (14/1), milisi Houthi mengancam akan memberikan "respon yang kuat dan efektif" setelah Amerika Serikat melakukan serangan semalam.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Tipis Senin (15/1), Brent ke US$78,42 dan WTI ke US$72,73

AS kemudian mengatakan bahwa mereka menembak jatuh sebuah rudal yang ditembakkan ke salah satu kapalnya dari Yaman.

"Karena konflik Timur Tengah saat ini tidak mempengaruhi produksi minyak, premi risiko geopolitik yang dibebankan pada harga minyak saat ini terlihat sederhana berdasarkan volatilitas opsi yang tersirat," analis Goldman Sachs mengatakan dalam sebuah catatan.

Sejauh ini belum ada kehilangan pasokan minyak, tetapi gangguan pengiriman secara tidak langsung memperketat pasar dengan menahan 35 juta barel di laut karena perjalanan yang lebih panjang yang harus dilakukan para pengirim untuk menghindari Laut Merah, tulis para analis Citi.

Di Libya, orang-orang yang memprotes dugaan korupsi mengancam akan menutup dua fasilitas minyak dan gas lagi setelah menutup ladang minyak Sharara yang berkapasitas 300.000 barel per hari pada tanggal 7 Januari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto