Ups, Reuters 'membunuh' George Soros



WASHINGTON. Media besar pun tak luput dari keteledoran. Tadi malam (18/4), Reuters mempublikasikan obituari miliuner George Soros. Masalahnya satu: Soros belum mati.Obituari itu terdiri dari 1.222 kata yang ditulis oleh reporter Todd Eastham. Berita itu tampil dalama situs Reuters dengan judul: "George Soros, enigmatic financier, liberal philantropist dies at XX".Berikut penggalan obituari Soros itu:

Penasihat Soros Fund Management Michael Vachon berkata kepada Forbes bahwa bosnya jauh dari kematian. Di usia 82 tahun, legenda hedge fund yang pernah membangkrutkan Bank of England itu masih aktif menjadi pembicara dalam seminar-seminar dan tampil di media. Bagaimana kesalahan ini bisa terjadi? Sejumlah media memang mempersiapkan obituari tokoh-tokoh penting lebih awal alias sebelum yang bersangkutan meninggal dunia. Dengan begitu, ketika sang tokoh pergi, obituari ini bisa langsung segera dimuat.Reuters mengakui kesalahannya melalui Twitter dan berkata mereka akan segera menarik artikel itu. Reuters juga memuat koreksi atas keteledorannya. Berita itu masih tayang hingga pukul 06.30 sore kemarin. Namun hari ini, kalau Anda mengecek link-nya, berita itu sudah tak ada lagi.Namun, Google ternyata belum memaafkan kesalahan Reuters. Cobalah masukkan kata kunci "George Soros", inilah yang akan Anda temukan:


Sebenarnya bukan Reuters saja yang pernah melakukan kesalahan memalukan ini. Pada tahun 2008, Bloomberg pernah menampilkan obituari Steve Jobs lebih awal.

Editor: