Ups, robot Terminator tak sekadar cerita fiksi



APA jadinya jika angkatan bersenjata dari seluruh negeri menggunakan robot pembunuh untuk berperang?. Mungkinkah aksi Terminator dan Robot Cop dapat kita lihat secara nyata?.

Penggunaan robot pembunuh sampai saat ini memang masih menjadi perdebatan serius di berbagai kalangan. Harvard Law School dan Human Rights Watch misalnya, telah menerbitkan sebuah laporan yang menyerukan agar penggunaan "autonomous weapons" harus segera dihentikan sebelum terlambat.

Dikutip dari laman CNN (12/4), Human Rights Watch menyatakan, hanyalah masalah waktu mesin-mesin pembunuh otomatis ini akan digunakan untuk saling menyerang. Secara teori, pilot manusia bisa dituntut karena membunuh orang yang tidak bersalah. Namun, anda tidak dapat memenjarakan robot jika membunuh orang yang tidak bersalah.


Saat ini Pilot militer Amerika menggunakan remote control drones seperti MQ-1 Predator yang memiliki kemampuan untuk menembakkan rudal peledak dari ribuan mil jauhnya. Tak mau ketinggalan, Israel juga memiliki sistem deteksi dan penangkal serangan peluru kendali tercanggih Iron Dome.

Iron Dome adalah senjata yang diproduksi oleh perusahaan Rafael Adance Defense Systems, perusahaan persenjataan Israel. Senjata ini mampu mendeteksi luncuran peluru kendali atau benda udara lain, menjejaki, dan memusnahkan di udara sebelum masuk ke wilayah Israel.

Menurut laporan yang diterbitkan itu, senjata-senjata ini memiliki potensi untuk melakukan tindak pidana tanpa adanya pertanggungjawaban. Sistem pengadilan militer di negara mana pun tidak ada yang dibentuk untuk mengadili seorang robot

Satu-satunya jalan yakni adanya gugatan perdata kepada pembuat robot atau programmer karena gagal menghentikan aksi pembunuhan yang dapat diduga. Hmm..kalau sudah begini aksi Arnold Schwarzenegger di Terminator dan Joel Kinnaman di Robo Cop tentu tidak hanya sekadar cerita fiksi.

Editor: Yudho Winarto