Usaha jus buah penuh tantangan



Jus buah termasuk minuman favorit di Indonesia. Selain menyegarkan, minuman ini juga mengandung nutrisi dan vitamin yang baik bagi kesehatan tubuh. Itu sebabnya ditengah tren gaya hidup sehat, peluang bisnis ini sebenarnya cukup menjanjikan.

Alhasil, pelaku usaha di bisnis ini sudah seabrek, termasuk yang menawarkan kemitraan. Konsep usahanya juga hampir sama, yakni gerobak atau booth di pinggir jalan, maupun gerai jus di mal dan pusat belanja. Namun persaingan usaha yang semakin sengit ini membuat perkembangan usaha jus tidak sesegar buahnya.

Kali ini, KONTAN akan mengulas kembali beberapa tawaran kemitraan usaha jus untuk mengetahui perkembangan dan kendala yang dihadapi. Merek usaha tersebut diantaranya Freezer Juice, Kaisar Fruits Juice (KFJ), dan Smes Juice. Berikut ulasannya:


Kaisar Fruits Juice

Tawaran kemitraan Kaisar Fruits Juice (KFJ) asal Bekasi beroperasi sejak 2009. Saat KONTAN mengulasnya pada Juli 2015, KFJ memiliki 248 gerai, yakni 15 gerai milik pusat dan sisanya milik mitra. Jumlah ini bertambah dari tahun 2012 yang sebanyak 165 unit. Hampir setahun berselang, jumlah gerai makin meningkat, meski tidak signifikan yakni sebanyak 264 gerai, yakni 17 gerai milik pusat dan selebihnya gerai milik mitra yang tersebar di 30 kota seluruh Indonesia.

Rahman, staf pemasaran Kaisar Fruits Juice mengatakan, dari jumlah tersebut hampir 30% gerai milik mitra tidak aktif berjualan. Jadi,  gerai mitra aktif saat ini sekitar 150 gerai mitra. Penyebab utamanya karena sulitnya mengatur karyawan. SDM kerap keluar dan masuk membuat perkembangan usaha terhambat. "Ada juga beberapa mitra yang tidak jujur pada pusat saat membuka gerai tambahan," kata dia.

Itu sebabnya, mulai awal tahun ini, manajemen pusat sedang mengevaluasi dan mengkaji ulang lisensi para mitra. Jadi, kami daftar lagi mitra-mitra yang memang berkomitmen. Kalau masih mau ikut kemitraan harus pakai merek Kaisar Fruits Juice. Karena ada beberapa mitra yang masih mengambil pasokan bahan baku dari pusat, tapi buka gerai baru dengan nama lain. "Secara legalitas tidak kami perkenankan," terang Rahman.

Per Januari 2016, ada mitra KFJ yang bertambah dari wilayah Jabotabek, Tarakan, Palangkaraya, dan Semarang. Untuk paket investasi yang ditawarkan mengalami perubahan cukup signifikan. Kini, KFJ menyediakan empat paket, yakni paket Rp 12 juta, paket Rp 18,5 juta, paket  Rp 25 juta dan paket Rp 75 juta.  Dengan modal tersebut, mitra akan mendapat booth, peralatan, perlengkapan usaha, pelatihan, material promosi, buku panduan standar operasional dan bahan baku awal.

KFJ tetap tidak mengenakan biaya kemitraan, namun mitra wajib membeli bahan baku dasar seperti gula, buah-buahan, yoghurt ke pusat. KFJ juga menambah varian menu, seperti 20 menu smoothies dan 15 menu infuse water. Selain menjual menu jus buah, KFJ juga menyediakan menu lain, seperti sop buah, sop buah yoghurt dan judes atau jus pedes ekstrak jahe yang dicampur dengan beberapa macam buah.

Harga jual menu di Pulau Jawa berkisar Rp 8.000 hingga Rp 17.000 per gelas. Untuk wilayah luar pulau Jawa sekitar Rp 10.000−Rp 18.000 per gelas. "Kami juga ada menu resto yang harganya lebih premium untuk dikembangkan di gerai pusat. Saat ini untuk menu resto belum ditawarkan untuk kemitraan," terang Rahman. KFJ memberi fasilitas pinjaman karyawan dari pusat untuk mitra yang terkendala dalam penyediaan karyawan selama dua bulan hingga tiga bulan, sambil mitra mencari karyawan baru.

Freezer Juice

Usaha besutan Kusrin asal Kudus ini  sudah berdiri sejak 2013 dan langsung menawarkan kemitraan usaha. Ketika KONTAN mengulas tawaran ini Juli 2015 lalu sudah ada 15 gerai di Rembang, Kudus, Jepara, Semarang dan Kendal. Pusat memiliki satu gerai di Kudus dan 14 gerai sisanya milik mitra usaha. Kini, jumlah gerai mitra berkurang menjadi enam gerai dan gerai pusat bertambah menjadi 12 gerai. Penambahan dan penutupan gerai menurut Kusrin hal lumrah karena usaha jus merupakan usaha kecil-kecilan yang tidak lepas dari masalah fluktuasi omzet.

Frezeer Juice menawarkan 26 macam jenis jus buah, diantaranya mangga, jambu, apel, alpukat, jeruk masih banyak lainnya. Harga jual meningkat dari sebelumnya Rp. 5.000−Rp 9.000 per gelas, kini meningkat menjadi Rp 5.000 hingga Rp 10.000 per gelas. Kusrin menawarkan paket investasi Rp 12 juta. Mitra  mendapatkan gerobak, bahan baku buah, peralatan usaha dan kemasan. Selain itu, mitra juga akan mendapatkan paket usaha tambahan cappuchino cincau.

Bahan baku yang wajib dibeli mitra pada induk usaha yaitu hanya bubuk minuman cappuchino saja, dengan harga Rp 60.000 per kg. Sementara untuk bahan baku lainnya mitra dibebaskan untuk membeli di luar.

Kusrin tidak menargetkan omzet yang harus dicapai mitra usaha. Namun, ia menyebut jika mitra yang mengelola sendiri gerai Freezer Juice bisa mendapat laba bersih 50% dari omzet per bulan. Capaian ini tak lepas dari cara pemasaran yang dilakukan mitra di internet ataupun media lokal.

Smes Juice

Salah satu pengusaha minuman jus lainnya adalah Eddy Sasongko. Ia menjalankan bisnis minuman jus sejak tahun 2004 dengan nama Smes Juice. Enam tahun kemudian, tepatnya pada Juli 2010, ia mulai menawarkan kemitraan usaha kepada mitra. Layaknya bisnis yang lain, ia mengalami pasang surut. Setahun setelah membuka kemitraan usaha, ia berhasil menggaet 10 mitra usaha.

Namun sepanjang 2010 hingga 2013, tidak ada penambahan jumlah mitra. "Ya mungkin karena ada banyak pelaku usaha baru juga," tutur Edy. Akhirnya sejak 2013 hingga sekarang ia tidak lagi membuka tawaran kemitraan usaha untuk menambah gerai.

Eddy menuturkan, dari 10 mitra yang dulu sudah menjalin kemitraan, saat ini separuhnya sudah menjalankan bisnis jus sendiri. "Tapi sebagian yang lain juga masih menjalin kemitraan dengan pusat," imbuhnya. Kemitraan yang masih terjalin maksudnya adalah pusat masih memasok bahan baku kepada mitra usaha.

Selain karena persaingan usaha yang sengit, Eddy menuturkan usahanya pernah terkendala oleh mahalnya harga bahan baku buah. Beberapa bulan yang lalu harga gula dan buah-buahan sempat melambung tinggi. Namun ia merasa sedikit tenang karena akhir-akhir ini harganya kembali stabil.

Smes Juice menawarkan berbagai racikan jus buah. Agar bisa bertahan, Smes Juice mencoba berinovasi dengan menambah campuran kopi, cokelat, susu dan buah lain. Harga jual masing-masing menu bervariasi, mulai dari Rp 5.000 per gelas hingga Rp 12.000 per gelas.

Sewaktu masih menawarkan kemitraan, ada dua jenis paket yang bisa dipilih, senilai Rp 15 juta dan Rp 30 juta. Dengan nilai investasi tersebut, mitra mendapat peralatan pembuat jus lengkap, booth, pelatihan untuk pegawai, paket promosi, dan termasuk juga bahan baku awal.

Perbedaan dua jenis paket tersebut terletak pada jumlah barang yang diperoleh oleh mitra. Pada paket 30 juta mitra akan mendapat perlengkapan dua kali lipat lebih banyak dari yang termurah.       

Menurut Erwin Halim, pengamat waralaba dari Proverb Consulting, kemitraan jus buah memang lebih tepat disebut sebagai sistem business opportunity (BO). Sebab usaha ini mudah ditiru oleh pelaku usaha baru dan tidak tepat apabila pemilik usaha menetapkan biaya royalti dalam kerjasama. Apalagi usaha dengan bahan baku buah itu mudah dilakukan oleh semua orang.

Erwin berpendapat untuk lini bisnis ini, perlu perhitungan gaji karyawan dan sewa tempat yang jelas. Pemilik usaha harus memiliki sistem keuangan yang jelas agar balik modal sesuai dengan target yang diharapkannya. "Tidak bisa dijajakan hanya dua bulan kemudian langsung bisa balik modal," kata Erwin.

Pemilik usaha juga harus memiliki keunikan produk maupun usaha yang bisa diberikan kepada mitra, mengigat  usaha jus buah bisa dilakukan semua orang dan mudah ditiru. Salah satu cara bisa dengan memiliki bubuk buah tertentu sehingga rasa jus yang ditawarkan ke pembeli lebih nikmat atau berbeda. "Harus ada cara bagaimana jus buah banyak peminat dan balik modal sesuai target. Salah satunya selalu mengeluarkan inovasi," imbuh Erwin.

Dia juga menambahkan, selain inovasi dan mencari keunggulan produk, pemilik usaha dapat menerapkan sistem bagi hasil untuk mengatasi kendala seringnya pegawai keluar dan masuk seenaknya. Atau, terapkan cara campur seperti memberi gaji harian dan insentif agar karyawan betah. "Jadi dalam satu hari, pegawai dapat gaji harian dan dapat insentif dengan nominal tertentu tergantung pemilik usaha," ungkapnya.               

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini