Usai Akuisisi Kilang di Singapura, Glencore dan Chandra Asri Akan Memasok Shell



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Glencore dan Chandra Asri bersiap untuk menyelesaikan pengambilalihan kilang Shell yang bersejarah di Singapura. Sumber Reuters mengatakan, keduanya telah mendirikan perusahaan operasi baru dan akan mengalokasikan sekitar 20% dari hasil produksi untuk pemilik pabrik yang lama.

Sumber menambahkan, perusahaan patungan tersebut menyiapkan pasokan minyak mentah jangka panjang dari Abu Dhabi National Oil Co (ADNOC) dan sedang dalam pembicaraan dengan produsen lain untuk pasokan lebih banyak. Perusahaan patungan yang disebut CAPGC dan mayoritas dimiliki oleh perusahaan petrokimia yang berbasis di Indonesia, Chandra Asri, sedang dalam proses menutup akuisisinya pada kuartal pertama tahun 2025. "Rencana ini sambil menunggu persetujuan regulasi," kata juru bicara Shell dikutip Reuters. Rencana ini lebih lambat dari target penyelesaian sebelumnya pada akhir tahun ini.

"Entitas baru di bawah CAPGC yang disebut Aster Chemicals and Energy akan mengoperasikan fasilitas tersebut dan menangani pembelian minyak mentah dan penjualan bahan bakarnya," menurut sumber tersebut.


Baca Juga: BBRI dan BBCA Paling Banyak Dijual Asing Kemarin, Cek 10 Saham Net Sell Terbesar

Pada Mei, Shell mengumumkan penjualan kilang minyak, cracker uap, dan fasilitas petrokimia berkapasitas 237.000 barel per hari (bpd) di Pulau Bukom dan Jurong. Fasilitas yang dibangun sejak tahun 1961 akan dijual dengan nilai yang tidak diungkapkan. Hal ini menandai berakhirnya era kilang minyak pertama yang dibangun di Singapura.

Akuisisi ini akan memberikan akses ke lebih banyak produk olahan dan outlet minyak mentah bagi perusahaan dagang yang berkantor pusat di Swiss, Glencore, sehingga meningkatkan fleksibilitas dan volume perdagangannya di Asia. Sementara Chandra Asri akan memperluas pangsa pasar petrokimianya.

Salah satu sumber mengatakan bahwa rencananya Aster akan memulai uji coba berbagai proses dengan struktur bisnis baru pada bulan Desember. Dua sumber mengatakan empat pedagang pindah dari divisi perdagangan Shell ke departemen penjualan komersial Aster Chemicals and Energy pada bulan November.

"Semua karyawan yang memberikan dukungan khusus kepada Shell Energy and Chemicals Park Singapore akan tetap bekerja di CAPGC setelah selesai," kata juru bicara Shell.

Dua sumber mengatakan, Glencore akan mulai memasok minyak mentah ke kilang Aster mulai Februari. Salah satu dari mereka mengatakan perusahaan perdagangan tersebut sudah mencari kargo yang tiba bulan itu.

Glencore menolak berkomentar mengenai rencana pengadaan minyak mentahnya untuk kilang tersebut, sementara Chandra Asri dan ADNOC tidak menanggapi permintaan komentar.

Sumber tersebut menolak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang berbicara dengan media.

Saat berada di bawah Shell, kilang tersebut sejauh tahun ini telah mengimpor minyak mentah sekitar 130.000 barel per hari, terutama minyak mentah asam dari Qatar, Arab Saudi, UEA, dan Irak. Selain itu beberapa pasokan minyak mentah manis atau rendah sulfur dari Brasil, AS, Brunei, dan Malaysia, data dari shiptracker Kpler.

Untuk produk yang diproduksi dari kilang tersebut, Shell International Eastern Trading (SIETCO), cabang perdagangan perusahaan energi besar tersebut memiliki perjanjian dua tahun dengan Aster untuk mengambil alih 20% dari produksi bahan bakar olahan seperti bensin, solar, dan bahan bakar jet.

Sumber menyebut, produksi tersebut akan mencakup kebutuhan bahan bakar untuk stasiun layanannya di negara-kota tersebut

Shell sebelumnya telah mengatakan mereka telah menandatangani perjanjian pasokan minyak mentah dan pengambilan produk dengan CAPGC, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pengambilalihan Glencore untuk produk bahan bakar olahan akan tunduk pada perjanjian penjualan antara pedagang dan Aster.

Data Kpler menunjukkan, Ekspor bahan bakar jet dan solar kilang Bukom rata-rata sekitar 6,8 juta barel per tahun pada tahun 2022 dan 2023.

Sumber menambahkan, untuk petrokimia, Chandra Asri berencana untuk mengkonsolidasikan pembelian nafta di antara para crackernya di Indonesia, Thailand, dan Singapura sambil memusatkan sebagian penjualan petrokimianya.

Baca Juga: Asing Net Sell Jumbo Rp 1,53 Triliun, Cek Saham yang Banyak Dilepas di Awal Pekan

Selanjutnya: Fluke Jalin Kerjasama dengan Mitra Cipta Hardi Elektrindo di Indonesia

Menarik Dibaca: Fluke Jalin Kerjasama dengan Mitra Cipta Hardi Elektrindo di Indonesia

Editor: Avanty Nurdiana