Usai Al Falah Investment, Bank Muamalat menunggu kedatangan investor selanjutnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proses akuisisi PT Bank Muamalat Tbk oleh Al Falah Investment Pte Ltd segera rampung. Selain sedang menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bank syariah pertama di Indonesia ini juga tengah menanti kedatangan investor lainnya.

“Kami berusaha memenuhi kebutuhan hingga Rp 4 triliun, sementara transaksi paling dekat yang sudah diumumkan dalam rencana akuisisi, maupun prospektus penerbitan rights issue nilainya baru Rp 2 triliun sesuai keputusan RUPSLB tahun lalu,” kata Direktur Utama Bank Muamalat Achmad Kusna Permana di Jakarta, Rabu (8/5).

Nah sisa Rp 2 triliun di luar penerbitan saham baru ini akan dipenuhi dengan beberapa opsi, termasuk dengan menggandeng investor anyar. maupun penerbitan obligasi subordinasi. Beberapa pihak diakuinya pun telah mulai menujukan ketertarikannya, mengingat kepastian Al Falah masuk Muamalat.


Sayang ia enggan menjelaskan lebih lanjut. Permana bilang saat ini pihaknya masih akan fokus terhadap penerbitan saham baru senilai Rp 2 triliun yang akan dieksekusi Al Falah, Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa, dan Lynk Asia.

“Tambahan lain di luar rights issue Rp 2 triliun bisa saja di tahap berikutnya. Namun yang penting saat ini rights issue beres terlebih dahulu, bisa dapat pernyataan efektif dari OJK pada Juni, kemudian distribusi saham, dan pembayaran sekitar Juli. Kami akan fokus itu dulu,” lanjutnya.

Sejatinya total nilai rights issue sebesar Rp 2,2 triliun atau setara penerbitan 65,22% saham baru. Kelebihan sekitar Rp 200 miliar disiapkan perseroan untuk mengantisipasi pemegang saham minoritas yang ingin mengambil haknya.

Sedangkan dari Rp 2 triliun, Al Falah akan menyertakan modal Rp 1,7 triliun. Rp 300 miliar sisanya akan disertakan oleh Lynk Asia dan Kospin Jasa. Ketiga calon investor ini juga telah menempatkan dana di rekening penampung guna menunjukkan keseriusannya.

Setelah rampung melakukan rights issue, Permana bilang Muamalat belum akan melakukan ekspansi pembiayaan. Perseroan masih akan membenahi pembiayaan bermasalahnya. Namun perseroan masih akan tetap mengakselerasi pertumbuhan pendanaan.

“Kami akan mengubah struktur pendanaan kami mengarah ke penghimpunan dana murah (CASA). Awal tahun kami porsi CASA kami sebesar 38%, mungkin hingga akhir tahun targetnya bisa sampai 42%. sedangkan secara keseluruhan dana pihak ketiga (DPK) kami targetkan bisa tumbuh 12% hingga akhir tahun,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi