Usai beli saham Blue Gaz, begini kondisi Tigaraksa Satria (TGKA)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada pertengahan tahun ini, perusahaan penjualan dan distribusi PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) telah memiliki seluruh saham PT Blue Gas Indonesia alias Blue Gaz. 

Emiten berkode saham TGKA ini telah merogoh kocek kas internal senilai Rp 62,72 miliar untuk 24,99% saham yang dia beli dari PT Tigaraksa. "Ini bagian dari investasi," jelas Presiden Direktur TGKA Lianne Widjaja kepada Kontan.co.id, Selasa (10/9). 

Ini membuat arus kas yang digunakan untuk investasi Tigaraksa Satria pada semester I-2019 naik menjadi Rp 73,22 miliar. Padahal di periode yang sama tahun lalu kas investasi hanya Rp 5,04 miliar.


Baca Juga: Tigaraksa Satria (TGKA) akan bagikan dividen interim Rp 35 per saham

Sementara itu, dari sisi belanja modal, TGKA telah menggunakan dana sebesar Rp 35 miliar dari total anggaran tahun ini sebesar Rp 50 miliar. Angka ini lebih tinggi dari pernyataan manajemen pada Februari 2019 lalu kepada Kontan.co.id yang menyebutkan anggaran belanja modal sebesar Rp 29 miliar. 

Lianne menjelaskan dana tersebut sebagian besar digunakan untuk pengadaan alat kantor. Sejauh ini, manajemen optimistis dana belanja modal alias capital expenditure (capex) akan terserap semua sesuai anggaran. Belanja terutama untuk perpanjangan lisensi sistem SAP, penggantian mesin pabrik, renovasi kantor dan gudang serta pembelian gas tabung.

"Kami akan merealisasikan belanja modal dalam batasan yang sudah dianggarkan tahun ini dan belum ada rencana penambahan anggaran belanja modal baru," jelas Lianne. 

Baca Juga: Tigaraksa (TGKA) gapai pertumbuhan bisnis 36% sampai semester-I 2019

Mengutip laporan keuangan TGKA semester satu 2019, kondisi keuangan perusahaan masih cukup solid. Pendapatan perusahaan ini tumbuh 36,84% bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy) dari Rp 5,32 triliun menjadi Rp 7,28 triliun. 

Kenaikan pendapatan tersebut sebenarnya diikuti oleh kenaikan beban pokok penjualan sebanyak 36,73% yoy dari Rp 4,71 triliun menjadi Rp 6,44 triliun. Meski begitu, laba bersih perusahaan tetap tumbuh kuat 59,89% yoy dari Rp 138,43 miliar menjadi Rp 221,33 miliar. 

Dari sisi neraca keseimbangan, liabilitas perusahaan tercatat sebesar Rp 1,62 triliun, turun 26,68% sejak awal tahun yang tercatat Rp 2,24 triliun. Porsi paling besar diambil oleh utang jangka pendek sebesar Rp 1,3 triliun, sisanya utang jangka panjang sebesar Rp 321,8 miliar. 

Penurunan liabilitas ini terjadi meski TGKA menambah utang bank Rp 470 miliar. Pada periode yang sama, TGKA membayar utang bank sebesar Rp 903 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati