KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja menghibahkan 8 juta saham perusahaan bersandi bursa
BBCA itu kepada dua anaknya. Total hibah kepada dua anaknya tersebut mencapai Rp 74 miliar atau setara dengan 8 juta lembar saham. Pada Rabu (23/8/2023) pukul 14.40 WIB, harga saham BBCA bergerak di level Rp 9.275 per lembar saham, atau stabil turun tipis dibandingkan penutupan Selasa (22/8/2023). Saham BBCA merupakan salah satu penghuni LQ45 yang juga secara konsisten mencatat pergerakan positif. Dalam sebulan terakhir harga saham BBCA naik 1,6%, dan tahun ini harga saham BBCA telah menguat 8,7% Ytd.
Baca Juga: Dari Gelaran BCA Wealth Summit 2023, BCA Bidik 5.000 Nasabah Baru Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan, peningkatan jumlah transaksi pasca Covid-19 akan mendorong pergerakan harga saham BBCA. “Dengan adanya stabilitas pemulihan ekonomi setelah Covid, terjaganya daya beli dan konsumsi, akan memberikan peningkatan secara aktivitas transaksi ke depannya. Target price untuk saham BBCA pada level Rp 10.000 per saham,” kata Maximilianus kepada Kompas.com. Maximilianus mengungkapkan, saat ini bank-bank besar dan berbuku 4 yang selalu menjadi primadona. Salah satu bank buku 4 yang menjadi primadona adalah BBCA, karena masih mencatatkan kinerja yang ciamik.
Pertumbuhan kinerja yang berlangsung sejak lama, didominasi oleh percepatan pertumbuhan kredit dan penurunan biaya provisi. BBCA sendiri pun kalau kita perhatikan memproyeksikan bahwa NIM akan mengalami kenaikkan menjadi 5,5% hingga 5,6% pada tahun ini.
Baca Juga: Investasi Melejit, Dana Kelolaan BCA Capai Rp 170 Triliun pada Juli 2023 BBCA juga mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 9% secara tahunan pada semester I-2023. Pertumbuhan ini datang dari KPR, KKB, maupun bisnis kartu kredit KPR pun dapat tumbuh 12%. KKB naik 19,2% secara tahunan. Kartu kredit tumbuh 15,4%. “Angka ini lebih tinggi daripada proyeksi sebelumnya. Tentu hal ini merupakan catatan positif bagi kinerja BBCA ke depannya,” kata dia.
Sementara itu, analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, saham BBCA saat ini masih dalam fase uptrend dan cenderung melemah. BBCA hari ini berpotensi menguji resisten pada level Rp 9.500 per saham. “BBCA masih dalam fase uptrend yang lemah namun masih berpotensi uji kembali resisten pada level Rp 9.500 per saham selama harga tidak terseret turun di bawah Rp 9.150 per saham,” kata Ivan. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "
Usai Hibah Bos BCA, Simak Prospek Saham BBCA ", Penulis : Kiki Safitri Editor : Yoga Sukmana Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli