JAKARTA. PT Syngenta Indonesia siap menggenjot produksi benih hortikultura tahun ini. Keyakinan itu atas dasar beroperasinya pabrik baru senilai Rp 250 miliar yang ada di Pasuruan, Jawa Timur. Hal ini disampaikan oleh Tantono Subagyo, Regulatory & Corporate Affair Advisor Syngenta Indonesia hari ini (30/5). Ia menuturkan, pabrik baru ini memiliki kapasitas produksi terpasang 5.700 ton per tahun. "Kapasitas operasional masih di bawah 60%," kata Tantano. Dengan begitu, ada 40% kapasitas pabrik yang belum terpakai. Hal ini karena ada peralatan pabrik yang beroperasi. Sekadar gambaran, peralatan pendukung produksi benih itu masih dalam tahap transisi dari pabrik benih sebelumnya, yang berlokasi di Jember, Jawa Timur. Tantono berharap, akhir tahun ini, pabrik benih anyar yang dibangun di lahan seluas 10 hektare (ha) itu dapat dioperasikan secara penuh alias full capacity. Bila rencana operasional pabrik sesuai target, dus produksi benih 6.000 ton per tahun bisa tercapai. Tahun lalu Syngenta Indonesia mampu memproduksi 5.000 ton benih. Selain benih jagung, pabrik ini juga menghasilkan benih hortikultura lain, seperti benih cabai dan tomat. "Tetapi produksinya masih sedikit," ujar Tantono tanpa merinci. Saat ini, jagung jenis hibrida masih mendominasi produksi benih Syngenta Indonesia. Untuk benih hortikultura lain produksinya masih dibawah 10% dari kapasitas produksi. Tahun lalu kontribusi pendapatan perusahaan benih jagung ini sudah mencapai 15%. Sedangkan 75% yang lain ditopang dari penjualan produk pestisida. Selain mengandalkan pasar dalam negeri, Syngenta Indonesia juga melirik ekspor benih ke Vietnam. Tantono mencontohkan, meski tidak menyebutkan nilai ekspor, namun tahun ini perusahaan sudah sepakat menjual benih ke Vietnam sebanyak 100 ton benih jagung hibrida. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Usai dirikan pabrik, Syngenta genjot bikin benih
JAKARTA. PT Syngenta Indonesia siap menggenjot produksi benih hortikultura tahun ini. Keyakinan itu atas dasar beroperasinya pabrik baru senilai Rp 250 miliar yang ada di Pasuruan, Jawa Timur. Hal ini disampaikan oleh Tantono Subagyo, Regulatory & Corporate Affair Advisor Syngenta Indonesia hari ini (30/5). Ia menuturkan, pabrik baru ini memiliki kapasitas produksi terpasang 5.700 ton per tahun. "Kapasitas operasional masih di bawah 60%," kata Tantano. Dengan begitu, ada 40% kapasitas pabrik yang belum terpakai. Hal ini karena ada peralatan pabrik yang beroperasi. Sekadar gambaran, peralatan pendukung produksi benih itu masih dalam tahap transisi dari pabrik benih sebelumnya, yang berlokasi di Jember, Jawa Timur. Tantono berharap, akhir tahun ini, pabrik benih anyar yang dibangun di lahan seluas 10 hektare (ha) itu dapat dioperasikan secara penuh alias full capacity. Bila rencana operasional pabrik sesuai target, dus produksi benih 6.000 ton per tahun bisa tercapai. Tahun lalu Syngenta Indonesia mampu memproduksi 5.000 ton benih. Selain benih jagung, pabrik ini juga menghasilkan benih hortikultura lain, seperti benih cabai dan tomat. "Tetapi produksinya masih sedikit," ujar Tantono tanpa merinci. Saat ini, jagung jenis hibrida masih mendominasi produksi benih Syngenta Indonesia. Untuk benih hortikultura lain produksinya masih dibawah 10% dari kapasitas produksi. Tahun lalu kontribusi pendapatan perusahaan benih jagung ini sudah mencapai 15%. Sedangkan 75% yang lain ditopang dari penjualan produk pestisida. Selain mengandalkan pasar dalam negeri, Syngenta Indonesia juga melirik ekspor benih ke Vietnam. Tantono mencontohkan, meski tidak menyebutkan nilai ekspor, namun tahun ini perusahaan sudah sepakat menjual benih ke Vietnam sebanyak 100 ton benih jagung hibrida. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News