Usai ditutup naik hampir 5%, harga minyak mentah kompak melemah pada pagi ini (15/4)



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak mentah melemah pada perdagangan pagi ini usai melonjak hampir 5% pada sesi sebelumnya. 

Kamis (15/4) pukul 08.30 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juni 2021 turun 21 sen, atau 0,3% menjadi US$ 66,37 per barel. Pada sesi sebelumnya, Brent naik 4,6% dan ditutup pada level tertinggi sejak 17 Maret.

Serupa, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Mei 2021 turun 25 sen atau 0,4% ke level US$ 62,9 per barel, setelah naik 4,9% di akhir perdagangan Rabu (14/4). 


Keperkasaan minyak muncul karena Energy Information Administration (EIA) melaporkan, persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) turun 5,9 juta barel pada pekan lalu. Jumlah ini lebih dari dua kali lipat ekspektasi analis untuk penurunan 2,9 juta barel. Terlebih stok minyak mentah di East Cost mencapai rekor terendah.

"Kami melihat penarikan saham yang kuat bahkan setelah memperhitungkan risiko bearish karena operasi kilang akan meningkat tajam dalam beberapa bulan mendatang," kata analis Citi Research dalam sebuah catatan.

Baca Juga: Optimisme permintaan global naik, harga minyak ditutup melonjak hampir 5%

Pasokan bensin ke pasar di minggu lalu, indikator konsumsi bahan bakar AS, meningkat menjadi 8,9 juta barel per hari (bph), tertinggi sejak Agustus, kata laporan EIA.

Sementara itu, berdasarkan laporan bulanan International Energy Agency (IEA), permintaan dan pasokan minyak global akan diseimbangkan kembali pada paruh kedua tahun ini setelah penguapan permintaan pada tahun 2020 ketika pandemi Covid-19 berkecamuk. 

Produsen minyak global mungkin perlu memompa 2 juta bpd lagi untuk memenuhi permintaan di tahun ini.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang telah menahan pasokan bersama-sama dengan produsen lain termasuk Rusia, minggu ini menaikkan perkiraan permintaan minyak global tahun ini.

OPEC memperkirakan, permintaan naik 70.000 barel per hari dari perkiraan bulan lalu dan permintaan global kemungkinan naik 5,95 juta barel per hari pada 2021, katanya.

Selanjutnya: Mayoritas bursa Asia menguat pada perdagangan pagi ini (15/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari