Usai IPO, Andira Agro mendirikan pabrik anyar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Andira Agro Tbk resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/8). Perusahaan ini menggunakan kode saham ANDI. Emiten perkebunan sawit ini melepas 500 juta saham, atau setara 26,74% dari modal yang ditempatkan.

ANDI menjadi emiten pendatang baru ke-32 di bursa pada tahun ini. Harga perdana saham emiten yang berbasis di Sumatra Selatan ini dipatok sebesar Rp 200 per saham

Minat investor terhadap saham ini cukup besar. Hal ini tercermin dari kelebihan permintaan alias oversubscribed yang dialami emiten ini dalam proses penawaran saham perdana. Kelebihan permintaan mencapai 4,2 kali. Harga saham pun melejit 70% pada hari perdana ke level Rp 340 per saham.


Melalui hajatan penawaran perdana saham kepada publik alias initial public offering (IPO) ini, ANDI meraih dana sebesar Rp 100 miliar. Direktur PT Andira Agro Tbk Kahar Anwar mengatakan, dana hasil IPO digunakan untuk membangun pabrik kelapa sawit beserta sarana pendukung.

Investasi pendirian pabrik anyar ditaksir mencapai Rp 135 miliar. Pembangunan pabrik akan dimulai tahun depan. Manajemen ANDI berharap pabrik bisa memulai produksi pada 2021. "Kami berharap perusahaan dapat terus tumbuh di pasar modal dan pembangunan pabrik baru dapat meningkatkan kapasitas produksi kami," ujar Kahar, Kamis (16/8).

Selain memperbesar kapasitas produksi, pembangunan pabrik anyar juga bertujuan untuk memanfaatkan potensi tanaman plasma di sekitar pabrik baru, yaitu seluas 40.000 hingga 50.000 hektare (ha). Sejauh ini, luas lahan yang digarap ANDI baru sekitar 10.000 ha, yang terdiri dari 50% plasma dan 50% lahan inti.

Perusahaan saat ini hanya memiliki satu pabrik kelapa sawit di Kabupaten Banyuasin, Sumatra Selatan. "Kapasitas produksi kami saat ini 45 ton per jam dan utilitas pabrik sudah mencapai 90%–95%. Jadi kami butuh pabrik baru," papar Kahar.

Nantinya, pabrik baru tersebut akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 85 ton per jam.

Tahun ini, ANDI membidik penjualan perseroan ini dapat mencapai Rp 500 miliar. Hingga Maret 2018, penjualan bersih perusahaan mencapai Rp 72,43 miliar.

Dari sisi bottom line, Kahar menargetkan laba perusahaan mencapai sekitar 15% sampai 20% dari penjualan. Hingga Maret tahun ini, ANDI meraih laba bersih sebesar Rp 7,07 miliar.

Untuk mencapai target kinerja, perusahaan menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 15 miliar sampai Rp 20 miliar di tahun ini. Menurut Kahar, hingga sekarang, penyerapan belanja modal sudah mencapai 40%.

Mayoritas capex digunakan untuk membiayai infrastruktur kebun, biaya perawatan dan pembangunan jalan. Diharapkan dengan adanya penambahan pabrik baru, tahun depan, penjualan ANDI dapat terus tumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti