Usai IPO, Galva Technologies (GLVA) membidik proyek smart city ibukota baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Galva Technologies Tbk (GLVA) langsung membidik beberapa proyek strategis. Salah satunya adalah proyek pembangunan ibukota batu di Kalimantan Timur.

Oki Widjaja, Presiden Direktur Galva Technologies mengatakan, proyek yang diincar oleh GLVA adalah sistem smart city yang akan dibangun di ibukota baru.

Baca Juga: Usai IPO, Galva Technologies (GLVA) targetkan pertumbuhan laba bersih 50%


“Dengan adanya ibukota baru, karena kita mengenal dengan yang namanya smart city, smart home, smart building. Itu adalah bisnis-bisnis yang ingin kami jangkau ke depannya nanti,” ujar Oki usai pencatatan perdana saham GLVA di BEI, Senin (23/12).

Oki mengatakan, GLVA telah bertukar pikiran dengan kontraktor serta perusahaan yang akan membangun infrastruktur di sana. Sebab, GLVA juga memiliki lini bisnis berupa produk dan solusi untuk sektor infrastruktur.

Asal tahu, pemerintah bakal membangun Kota Penajam Paser Utara dengan menggunakan konsep kota pintar (smart city). Ini berarti, infrastuktur di sana akan dibangun dengan basis teknologi.

Baca Juga: Harga saham Galva Technologies (GLVA) melesat 48,6% pada perdagangan perdana

Selain itu, GLVA juga berharap berkah dari adanya pembangunan dan perbaikan fasilitas stadion untuk Piala Dunia U-20 yang akan digelar di tanah air pada 2021. “Gelora Bung Karno (GBK) salah satu tempat dimana kami memasang sound systems untuk stadion utama,” sambungnya.

Selain itu, GLVA juga terus mengincar proyek di sektor pendidikan. Sebab menurutnya, setiap sekolah pasti membutuhkan alat-alat teknologi yang disediakan oleh GLVA seperti komputer hingga proyektor .

Meski memiliki pesaing dengan bidang usaha serupa, namun Oki yakin produk yang ditawarkan GLVA mampu bersaing dengan para pemain lain. Oki mengklaim, salah satu keunggulan GLVA adalah spesialisasi di produk audio, video, serta komputasi.

Baca Juga: Sepanjang 2019, ada 51 emiten IPO dengan nilai emisi lebih dari Rp 13 triliun

“Perusahaan-perusahaan yang sudah melantai di bursa, lebih banyak (condong) ke data processing. Sedangkan kami lebih kepada video, audio, di samping tentunya intelligencesolutions,” tutup Oki.

Ke depan, Oki berharap pertumbuhan GLVA bisa diusahakan melalui pertumbuhan organik maupun dengan akuisisi. Namun, Oki belum bisa menyebutkan ihwal pihak yang menjadi target dari akuisisi tersebut.

Tahun ini GLVA menargetkan dapat membukukan keuntungan Rp 35 miliar. Sedangkan dari sisi penjualan, GLVA menargetkan penjualan bersih mencapai Rp2,8 triliun tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .