Usai IPO, ini rencana bisnis Surya Fajar Capital (SFAN)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan konsultan keuangan PT Surya Fajar Capital Tbk (SFAN) telah merancang strategi pengembangan bisnis untuk 2019. Anak usahanya yang berupa perusahaan sekuritas, Surya Fajar Sekuritas (SFS) akan merambah bisnis penjaminan emisi. Sebelumnya, SFS hanya menggarap bisnis perdagangan efek dan perdagangan margin.

Kini, SFAN sedang dalam proses permohonan izin penjaminan emisi efek di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). SFS berharap, bisnis penjaminan sudah mulai berjalan pada tahun ini.

Presiden Direktur SFAN Hary Herdiyanto mengatakan, pihaknya juga akan mengembangkan bisnis anak usahanya yang berupa fintech peer to peer (P2P) lending bernama Indofund.id. Fintech P2P lending yang berada di naungan PT Bursa Akselerasi Indonesia telah terdaftar di OJK per 23 April 2018.


“Kami akan mengembangkan teknologi informasi Indofund.id untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan para pengguna,” kata dia di Jakarta, Rabu (19/6). Dana pengembangan ini berasal dari penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), yaitu 58% dari total dana IPO yang sebesar Rp 39,95 miliar.

Kemudian, SFAN juga akan berinvestasi ke perusahaan-perusahaan lain untuk memperbesar portofolionya. Saat ini, SFAN sudah menanamkan modalnya di berbagai perusahaan, termasuk perusahaan pertambangan, properti, dan online traveler Pigijo.com.

“Selanjutnya, kami juga akan ada investasi di bidang lain melalui anak usaha kami. Saat ini sedang dalam finalisasi. Akan dirilis dalam waktu dekat,” kata dia. Sayangnya, ia enggan merinci lebih lanjut tentang langkah investasi tersebut.

Yang jelas, SFAN akan menggunakan sebagian dari 42% total dana IPO untuk kegiatan investasi ini. Sebagian lagi akan digunakan untuk modal kerja.

SFAN juga berencana menggunakan seluruh dana hasil penjualan waran untuk berinvestasi, khususnya pada marketable securities, Waran Seri I sejumlah 297,5 juta yang ditawarkan bersamaan dengan IPO memiliki nilai total Rp 69,91 miliar.

Sebagai informasi, SFAN resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (19/5). Saat pembukaan perdagangan, harga saham SFAN stagnan di level harga awal Rp 188. Namun, beberapa saat kemudian, harga sahamnya melonjak 69,15% dan langsung terkena auto-reject.

Emiten yang termasuk ke dalam sektor perdagangan, pelayanan, dan investasi ini menawarkan 212,5 juta lembar saham atau setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. SFAN juga memberikan pemanis berupa waran. Setiap pembelian lima saham baru akan mendapatkan tujuh Waran Seri I yang dapat ditukarkan dengan saham. Harga pelaksanaan waran adalah Rp 235 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat