Usai IPO, Sky Energy siap bangun pabrik panel surya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sky Energy Indonesia Tbk berniat masuk bursa saham Indonesia. Sky Energy akan melepas maksimal 203,26 juta saham, atau 20% dari modal disetor dan ditempatkan penuh.

Dengan harga penawaran Rp 375–Rp 450 per saham, Sky Energi akan meraup dana Rp 76,22 miliar–Rp 91,47 miliar. Masa penawaran awal IPO Sky Energy pada 8-28 Februari 2018. Adapun masa penawaran umum dijadwalkan digelar 15-21 Maret 2018. Saham Sky Energy akan tercatat di BEI pada 28 Maret nanti.

Sky Energy akan memakai seluruh dana IPO untuk belanja modal, antara lain membeli mesin dan peralatan, membeli tanah dan menambah area produksi. "Kami ingin menambah kapasitas produksi, " kata Direktur Utama Sky Energy Jackson Tandiono pada due diligence meeting dan public expose IPO Sky Energy, kemarin.


Sky Energy adalah produsen modul surya. Kapasitas produksinya saat ini sebesar 100 MW panel surya (solar panel) dan 50 MW sel surya (solar cell).

Pasca IPO, Sky Energy akan membangun pabrik untuk menambah kapasitas produksi panel surya dan sel surya.

General Manager Finance and Accounting Sky Energy, Christoper Liawan, menjelaskan pabrik ini akan dibangun pada pertengahan 2018. Berlokasi di Sentul, pabrik dibangun di atas lahan seluas 5 hektare. Kelak, pabrik baru tersebut berkapasitas 100 MW panel surya per tahun dan 100 MW sel surya per tahun.

Untuk ekspansi ini, Sky Energy mengalokasikan belanja modal (capex) Rp 228 miliar. Perinciannya, Rp 110 miliar untuk membeli lahan, Rp 37 miliar untuk bangunan pabrik, dan Rp 81 miliar untuk mesin. Dana capex dialokasikan dari IPO dan fasilitas perbankan. “Porsi bank sekitar 60%,” ujar Christoper.

Mukti Wibowo Kamihadi, Head of Investment Banking Mirae Asset Sekuritas, selaku penjamin emisi (lead underwriter) IPO Sky Energy menyebut, rentang harga penawaran Rp 375–Rp 450 per saham sudah mencerminkan harga wajar.

Harga itu mencerminkan price to earning ratio (PER) 12,3 kali–14,75 kali. Ini dengan mempertimbangkan estimasi laba bersih 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati