KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks IDX30 menukik kencang saat pasar saham suram di awal bulan Desember. IDX30 bahkan sempat ambles ke level minus dalam perhitungan secara
year to date (YTD). Padahal, kinerja IDX30 memberikan dampak yang signifikan terhadap gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Lantaran konstituen IDX30 berisi 30 saham dengan kapitalisasi pasar
(market cap) jumbo yang punya likuiditas tinggi. "Jadi jika harga saham-saham IDX30 naik, IHSG akan naik. Begitu pula sebaliknya," ungkap Research & Consulting Manager Infovesta Utama Nicodimus Kristiantoro kepada Kontan.co.id, Selasa (13/12).
Tengok saja ketika IHSG selalu memerah sejak tanggal 1-9 Desember. Saham pemberat
(laggard) mayoritas dihuni oleh saham konstituen IDX30. Beban utama ada di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) yang sedang ambles.
Baca Juga: Jelang Rilis Data Inflasi dan Suku Bunga AS, Bursa Asia Menghijau Hari Ini Saham bigcaps IDX30 lain yang menjadi
laggard di bulan Desember antara lain PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (
BMRI). Secara indeks, IDX30 ikut terjun bebas hingga berada di posisi minus 1,46% secara YTD per Senin (12/12). Padahal, per 1 Desember, IDX30 masih bisa tumbuh positif 4,83% sejak awal tahun 2022. Pada hari ini, Selasa (13/12), IDX30 sudah bisa kembali ke jalur hijau tapi dengan kenaikan yang masih terbatas. Melesat 1,58%, IDX30 hanya bergerak tipis menjadi positif 0,10% secara YTD. Penguatan IDX30 hari ini seirama dengan lonjakan IHSG yang ditutup naik 1,13% ke posisi 6.810,32. Menurut Nico,
rebound pada saham-saham
big caps termasuk di IDX30 sedang menghembuskan angin segar bagi IHSG.
Baca Juga: Selain GOTO, Ini Penyebab Kapitalisasi Pasar IHSG Terkikis Nico menyoroti faktor makro ekonomi dan sentimen global. Termasuk momentum menjelang akhir tahun, yang mana pelaku pasar masih mengidamkan hadirnya
santa claus rally dan
window dressing. "Sehingga mulai
rebound karena terjadi jenuh jual dan mengikuti Wall Street. Didukung juga oleh saham teknologi dan bank digital," ujar Nico. Laju IDX30 hari ini memang didorong oleh PT Bank Jago Tbk (
ARTO) yang menjadi
top gainers dengan lonjakan 24,85%. Disusul GOTO yang naik 14,94%, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (
EMTK) naik 8,13%, dan PT Bukalapak.com Tbk (
BUKA) yang melesat 6,87%.
Baca Juga: Ada Transaksi Rp 2,3 Triliun Saham Gojek Tokopedia (GOTO) di Harga Rp 327 Di sisi lain, investor juga mengantisipasi kebijakan suku bunga. Pada Federal Open Market Committee (FOMC) 13-14 Desember, bank sentral Amerika Serikat (AS) diprediksi hanya akan mengerek suku bunga sebesar 50
basis points (bps), lebih rendah dari kenaikan sebelumnya di 75 bps. Di dalam negeri, pasar juga akan merespons kebijakan Bank Indonesia yang diproyeksikan ikut menaikkan suku bunga acuan. Kebijakan ini dilakukan untuk menjaga
spread rate Indonesia tetap menarik di mata investor asing, serta agar nilai rupiah dapat semakin terkendali. Jika kondisi sesuai ekspektasi, maka prospek saham IDX30 akan positif hingga akhir tahun ini. Secara historis dalam 10 tahun terakhir, imbuh Nico, hanya pada Desember 2021 IDX30 melemah, turun tipis 0,04% secara bulanan. Sedangkan sembilan tahun lainnya IDX30 selalu menguat di Desember.
Baca Juga: Didorong Sentimen Global, IHSG Berpotensi Melanjutkan Penguatan Pada Rabu (14/12) Rekomendasi saham
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian mengamini, keputusan suku bunga The Fed akan mempengaruhi arah pasar. Dengan ekspektasi tingkat kenaikan yang lebih rendah dari sebelumnya, maka hal ini bisa menjadi sentimen positif bagi indeks di pasar saham, termasuk IDX30. Rio menjagokan saham
the big four bank
big caps yakni BBCA, BMRI, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (
BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (
BBNI). Selanjutnya, perhatikan saham-saham sektor barang konsumsi primer atawa
consumer non-cyclicals. Rio merekomendasikan saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (
CPIN) dengan
support Rp 5.600 dan
resistance Rp 6.000. Lalu, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP) dengan
support Rp 9.800 dan
resistance Rp 10.600. Kemudian, saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (
INDF)
support Rp 6.550 dan
resistance Rp 7.250. "Mengingat sebentar lagi akan menyambut Natal dan Tahun Baru, dimana
spending masyarakat cenderung tinggi," imbuh Rio.
Baca Juga: IHSG Melonjak 1,13% Hari Ini (13/12), Asing Jual Bersih GOTO Saat Harga Naik 14,9% Sedangkan Technical Analyst Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova justru menyarankan pelaku pasar untuk mewaspadai tekanan jual pada saham
consumer non-cyclicals seperti saham ICBP, INDF, dan PT Unilever Indonesia Tbk (
UNVR). "Kemungkinan dapat mengalami tekanan jual akibat rotasi sektoral. Hal yang wajar karena telah menguat di tengah tekanan pada IHSG dan saham-saham di sektor lain," terang Ivan. Untuk jangka pendek, Ivan melihat peluang kenaikan pada saham perbankan seperti BBCA, BBRI, dan BMRI. Saham lain yang menarik dipilih adalah TLKM dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (
SMGR).
Baca Juga: Melesat, Harga Saham GOTO & BBRI Kompak Naik di Perdagangan Bursa Selasa (13/12) Rekomendasi lainnya adalah saham batubara, PT Bukit Asam Tbk (
PTBA), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG).
"Meski masih berada dalam fase koreksi, namun ada potensi
rebound. Jika batubara masih tertekan, ada potensi
rebound di emiten semen," ujar Ivan. Sementara itu, Nico menjagokan tiga saham. Pertimbangan didasarkan pada kondisi fundamental yang apik, valuasi murah dibandingkan rata-rata industri, serta secara teknikal punya potensi naik. Di sektor perbankan, Nico merekomendasikan BBRI dengan
support Rp 4.760 dan
resistance Rp 4.980. Di sektor konsumen primer, saham INDF bisa dilirik dengan
support Rp 6.800 dan
resistance Rp 7.150. Lalu di sektor energi ada PTBA dengan
support Rp 3.630 dan
resistance Rp 3.960. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati