Usai jual menara, ini yang jadi fokus Telekomunikasi Indonesia (TLKM)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) terus melakukan transformasi bisnisnya. Terbaru, perusahaan halo-halo pelat merah ini melakukan penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat (Conditional Sale and Purchase Agreement/CSPA) dengan PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) untuk pengalihan kepemilikan sebanyak 6.050 menara telekomunikasi.

Tujuan dari aksi korporasi tersebut juga sebagai penataan portofolio bisnis untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia. Dari aksi korporasi tersebut, Telkomsel memperoleh dana sebesar Rp 10,3 triliun.

"Seluruh dana akan masuk ke perusahaan," kata Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro kepada Kontan.co.id, Rabu (21/10).

Baca Juga: Mitratel akan beli 6.050 menara Telkomsel, nilainya mencapai Rp 10,3 triliun

Melalui aksi korporasi tersebut, perusahaan akan fokus pada bisnis utamanya sebagai perusahaan telekomunikasi digital. Adapun salah satu prioritas strategi bisnis dengan memperkuat ekosistem digital melalui ketersediaan layanan digital connectivity terbaik dan merata serta mengembangkan potensi layanan digital services dan digital platform terkini bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Digital Business Telkom Indonesia (TLKM) Fajrin Rasyid menjelaskan perusahaan ingin memberikan nilai tambah bagi pemegang sahamnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, pihaknya memiliki visi menjadi digital telko.

"Nah, digital telko ini yang membedakan Telkom dengan sebelumnya yang mana dulu lebih fokus pada konektivitas saja, ke depan kami juga akan memperkuat bisnis-bisnis digital platform dan digital service," ujarnya.

Kendati begitu, ia menegaskan perusahaan akan tetap berinvestasi pada konektivitas baik fixed maupun wireless, termasuk saat 5G hadir di Indonesia. Sementara itu, untuk digital platform dan digital service ia menyebut juga terus dikembangkan.

Belum lama, Telkom juga baru membangun data centre di Cikarang. Kemudian, pihaknya juga menyediakan jasa cloud sebagai nilai tambah.

Perusahaan berkeyakinan bahwa untuk berkembang dalam bisnis digital tentu harus terbuka terhadap kolaborasi. Karenanya, pihaknya juga sekaligus menggelar program inkubasi/akselerasi startup digital bernama Indigo Creative Nation.

Melalui program tersebut, pihaknya berharap dapat mengembangkan portofolio produk Telkom yang kemudian diharapkan dapat bersinergi dengan perusahaan. "Ini sarana kami mengeksplorasi bisnis digital di luar sana," lanjutnya.

Adapun beberapa startup dari program tersebut yang telah bersinergi dengan perusahaan seperti PrivyID dan Opsigo.

Baca Juga: Indihome bidik jumlah pelanggan hingga akhir 2020 capai 8,5 juta

Ia mengaku, saat ini kontribusi pendapatan dari binsis digital belum menyumbang terlalu besar. Namun, Fajrin optimis ke depan bisnis digital akan terus berkembang dengan pesat.

"Kontribusi pendapatan belum terlalu besar karena mereka (startup) menawarkan bisnis baru kepada masyarakat. Selain itu, ini lebih pada melengkapi layanan digital yang sudah ada," pungkas dia.

Selanjutnya: Mitratel Jadi Penguasa Menara Telekomunikasi, Prospek dan Peta Bisnis Bergeser

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari